Pemilu Tingkatkan Perputaran Jumlah Uang Beredar

Kamis, 25 Januari 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah mencatat, realisasi investasi di akhir tahun 2023 tercatat mencapai sebesar Rp 1.418,9 triliun dan melampaui target Rp 1.400 triliun yang dicanangkan di awal 2023. Dan diyakini akan meningkat walaupun tengah Pemilu.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menilai Pemilihan Umum (Pemilu 2024) dapat menjadi momentum positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga:

Kerja Sama Ekonomi Lintas Sektor Perluas Inklusi Keuangan 2024

"Pertumbuhan ekonomi di 2023 sudah cukup kuat, dan kita (pemerintah) optimis di 2024 akan lebih baik lagi. Apalagi pada kuartal I 2024 ini akan menyambut hajatan Pemilu, tepatnya pada 14 Februari 2024,” kata Susiwijono dalam Investortrust Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis.

Perekonomian Indonesia selama 8 kuartal berturut-turut berhasil tumbuh di atas 5 persen hingga kuartal III 2023. Secara historis, periode Pemilu cenderung mendorong aktivitas ekonomi dalam negeri melalui belanja pemerintah dan belanja konsumsi lainnya terutama Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga.

Selain itu, aktivitas Pemilu juga akan menumbuhkan PDB riil dan meningkatkan perputaran jumlah uang beredar.

Agenda pembangunan di 2024 juga didukung dengan fokus kebijakan APBN. Kebijakan fiskal dirancang dengan tujuan untuk mengakselerasi target dan prioritas pembangunan nasional.

Agenda transformasi ekonomi seperti hilirisasi sumber daya alam (SDA) baik hasil tambang maupun pangan, juga akan terus dilanjutkan.

“Semangat dan optimisme yang sudah dimiliki harus dilengkapi dengan strategi dan implementasi kebijakan yang didukung semua pihak. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi para pihak harus dijaga dan diperkuat karena akan menjadi kunci utama mencapai tujuan bersama yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat,” ujarnya.

Kinerja perekonomian Indonesia diklaim menjadi salah satu yang relatif kuat di antara negara sepantaran (peers country) dengan tingkat inflasi yang terkendali dan jauh di bawah rata-rata inflasi di negara berkembang. (*)

Baca Juga:

Pentingnya Sinergi untuk Jawab Kebutuhan Keuangan Masyarakat

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan