Pemilih Independen AS Bosan Dengan Program Ditawarkan Capres

Rabu, 31 Juli 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Jajak pendapat Bloomberg/Morning Consult yang dirilis Selasa pekan ini misalnya, menunjukkan Harris unggul 11 poin persen atas Trump di Michigan, 2 persen poin di Arizona dan Wisconsin.

Harris juga ketat menempel Trump di Pennsylvania dan North Carolina di mana Trump masih memimpin 2 sampai 4 poin persen. Sedangkan di Georgia keduanya imbang pada angka 47 persen.

Padahal, sewaktu Biden menjadi calon presiden, Demokrat terpuruk di negara-negara suara mengambang itu. Bahkan sebelum Joe Biden mengundurkan diri menjadi calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat pada 21 Juli, para pemilih Demokrat sudah pesimistis Biden bisa mengimbangi Donald Trump dalam pemilihan presiden November 2024.

Para pemilih independen yang tak berafiliasi kepada baik Demokrat maupun Republik bahkan sudah bosan dengan apa yang ditawarkan dalam Pilpres 2024 karena baik Biden maupun Trump tak menawarkan nilai lain yang lebih.

Baca juga:

Barack Obama dan Michelle Dukung Kamala Harris di Pilpres AS

Namun tatkala Biden mengundurkan diri menyusul performa buruknya dalam debat capres 27 Juni 2024 yang membuat partainya sendiri mendesak dia untuk mundur, sebagian besar pemilih Demokrat dan para pemilih independen atau segmen pemilih suara mengambang, menjadi lega.

Mereka ini adalah pemilih muda, kulit berwarna, liberal, dan perempuan yang terancam oleh legislasi-legislasi tidak ramah hak perempuan, seperti hukum anti-aborsi.

Kini mereka merasa memiliki lagi opsi yang mampu melawan retorika-retorika dan agresivitas Trump di panggung debat serta ruang-ruang kampanye politik.

Kamala Harris yang berusia 59 tahun dan Donald Trump yang berusia 78 tahun, sungguh menawarkan kontras yang memudahkan pemilih dalam menentukan pilihan serta sekaligus membuat pemilu AS menjadi semenarik di masa-masa sebelumnya.

Baca juga:

Kamala Harris Maju Pilpres AS, Kubu Donald Trump Ketar-Ketir

Kontras ini tidak ditemukan dalam rematch Trump vs Biden yang berusia 81 tahun. Keduanya sama-sama dari generasi lawas yang dianggap membosankan oleh bagian besar pemilih, khususnya anak muda, khususnya Gen-Z yang menjadi aktor utama dalam gejolak politik besar di AS menyusul aksi Israel di Palestina.

Sambutan positif dan optimisme baru dari segmen-segmen pemilih progresif itu membuat elektabilitas Harris meroket hingga melampaui Donald Trump.

Padahal Harris baru dinobatkan sebagai calon presiden AS dari Demokrat pada 1-5 Agustus atau dua pekan sebelum Konvensi Partai Demokrat pada 19-22 Agustus 2024 di Chicago, Illinois.

Kecenderungan elektabilitas Harris yang meningkat itu tergambar jelas dalam berbagai jajak pendapat, termasuk poling Reuters/Ipsos awal pekan ini yang menunjukkan Harris unggul tipis dari Trump.

Harris disebutkan mendapatkan dukungan dari 43 persen pemilih terdaftar, sedangkan Trump mendapatkan 42 persen. Kecenderungan orang untuk memilih Harris juga membesar sejak Biden mengundurkan diri dari pencalonan presiden AS. Memikat swing states dan memikat para pemilih di negara bagian-negara bagian suara mengambang.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan