Pemerintah Tunjuk Pertamina Sebagai Pimpro Pembangunan Kilang Baru

Selasa, 27 Januari 2015 - Noer Ardiansjah

MerahPutih, Bisnis - Pemerintah menunjuk Pertamina sebagai lead atau pimpinan proyek (pimpro) untuk proyek-proyek kilang baru yang akan dibangun pemerintah dengan menggandeng mitra swasta, dengan skema public private partnership (PPP).

Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi, mengungkapkan, Indonesia akan mengalami defisit BBM yang sangat tinggi apabila tidak ada penambahan kapasitas pengolahan minyak di dalam negeri. Menurut dia, selain penambahan kapasitas melalui program Refining Development Master Plan (RDMP), Indonesia memerlukan 2-3 kilang baru untuk dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam 10 tahun ke depan.

"Dalam 10 tahun ke depan, kami memproyeksikan permintaan Premium menembus 77 juta KL, sedangkan Solar 54 juta KL. Pertamina akan berupaya menutup gap permintaan dan kapasitas produksi yang ada sekarang melalui beberapa program, seperti RDMP, RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) dan PLBC (Proyek Langit Biru Cilacap). Akan tetapi, program-program itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan 10 tahun mendatang sehingga harus ada pembangunan kilang baru 2-3 kilang. Pertamina sudah diminta pemerintah menjadi lead untuk proyek grassroot refinery (GRR)," kata Rahmad seperti dilansir esdm.go.id, Senin (26/1).

Rahmad mengatakan, untuk proyek GRR diprioritaskan untuk lokasi-lokasi yang sudah tersedia lahan dan infrastruktur pendukung sehingga mempercepat pengerjaan proyek sekaligus menghemat investasi. Dia mencontohkan Bontang yang sudah siap untuk menjadi lokasi proyek.

"Di Bontang sudah ada lahannya, infrastruktur pendukung juga sudah siap. Jadi, tidak perlu dari nol sehingga proyek lebih cepat dan investasinya juga relatif lebih rendah. Kalau kilang di bangun di Bontang, mungkin kebutuhan dana investasinya sekitar US$10 miliar (Rp120 triliun) dan proyek dapat selesai dalam jangka waktu 3 tahun," katanya.

Adapun, Pertamina kini memiliki dan mengoperasikan enam buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 ribu barel. Beberapa kilang minyak seperti kilang UP-III Plaju dan Kilang UP-IV Cilacap terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene maupun Lube Base Oil.

Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan produk LPG, seperti di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Mundu. Kilang LPG Pangkalan Brandan dan Mundu merupakan kilang LPG yang operasinya terpisah dari kilang minyak, dengan bahan bakunya berupa gas alam. (Bro)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan