Pemerintah Harus Waspadai Ancaman COVID-19 saat Libur Natal dan Tahun Baru

Jumat, 15 Desember 2023 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Penyebaran COVID-19 yang tinggi akhir-akhir ini membuat sejumlah pihak mesti waspada.

Komisi IX DPR RI mendorong pemerintah untuk menyiapkan strategi dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 dan pneumonia, khususnya jelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Hal ini diharapkan dapat menahan lonjakan kedua kasus tersebut yang saat ini terus meningkat.

Baca Juga:

1 Warga Solo Terpapar COVID-19, Gibran: Hati-hati Semua

"Kondisi saat ini menunjukkan peningkatan kasus COVID-19 dan potensi wabah pneumonia yang dapat meluas akibat lonjakan kerumunan dan mobilitas yang tinggi selama liburan," kata anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina di Jakarta, Kamis (14/12).

Arzeti juga mendorong pemerintah untuk mempersiapkan berbagai strategi guna mencegah dan mengatasi potensi lonjakan COVID-19 dan pneumonia saat libur Nataru. Apalagi, kasus pneumonia misterius mulai terdeteksi di Jakarta, bahkan 6 anak sempat terjangkit.

“Munculnya kasus pneumonia misterius yang menyerang anak harus menjadi perhatian serius. Kita tidak boleh main-main karena penyakit ini mengancam anak-anak yang sangat rentan dengan penyebaran virus,” tutur Arzeti yang juga mantan artis ini.

Politisi dari Fraksi PKB ini mendorong dilakukannya peningkatan kapasitas rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia.

Arzeti menyebut, peningkatan kapasitas di RS termasuk penambahan tempat tidur, fasilitas perawatan intensif, dan personel medis yang memadai.

“Pemerintah juga harus menjamin bahwa persediaan peralatan medis mencukupi untuk mengatasi kebutuhan selama lonjakan kasus. Ini mencakup ventilator, alat tes, dan perlengkapan medis lain,” ungkapnya.

Baca Juga:

Kasus COVID-19 Melonjak Drastis, DPR: Vaksinasi Harusnya Diperkuat

Arzeti menilai, pelatihan tenaga medis harus mendapat porsi perhatian sehingga seluruh nakes dapat melakukan penanganan yang tepat saat muncul kasus pneumonia misterius.

Mengingat World Health Organization (WHO) menyebut pneumonia sebagai penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.

“Pelatihan bagi tenaga medis termasuk identifikasi dini, penanganan pasien, dan langkah-langkah pencegahan,” sebut Arzeti.

Adapun langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah, kata Arzeti, dengan pemberian vaksin pneumonia dan flu sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter.

“Galakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, khususnya untuk anak-anak agar terhindar dari penyakit pneumonia misterius. Vaksinasi juga termasuk booster vaksin COVID-19 untuk seluruh kalangan,” urainya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35 sampai 40 kasus.

Sementara, pasien yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60 sampai 131 orang. Terbaru, 2 pasien COVID-19 di Jakarta dilaporkan meninggal dunia.

Sedangkan untuk kasus virus pneumonia, Kemenkes mencatat provinsi Jawa Barat menjadi yang paling banyak terdapat pasien positif.

Lalu untuk incidence rate ISPA maupun pneumonia, DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dibanding provinsi lainnya akibat buruknya kualitas udara.

Namun begitu, secara tren, pneumonia dan ISPA telah mengalami penurunan pada September hingga Oktober 2023.

Sedangkan hingga awal Desember, jumlah kasus mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Meski begitu, potensi peningkatan kasus COVID-19 dan pneumonia dapat meluas akibat lonjakan kerumunan dan mobilitas yang tinggi selama liburan. (Knu)

Baca Juga:

Puan Minta Pemerintah Gencarkan Kembali Vaksinasi COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan