Pembuat "The Dark Forgotten Trail" Berdamai dengan Warga Wandan
Selasa, 15 Agustus 2017 -
PRODUSER dan sutradara film "Banda: The Dark Forgotten Trail" meminta maaf kepada keluarga besar Wandan atau warga Banda Ely, Elat, terkait isi film tersebut. Diceritakan pada film tersebut, warga keturunan Banda hilang tidak tersisa akibat pembantaian oleh Gubernur Hindia Belanda, Jan Pieterszoon (JP) Coen, pada 1621.
Sebagai permintaan maaf, produser Sheila Timothy dan sutradara Jay Subiakto menuju ke Ambon untuk bertemu dengan keluarga besar Wandan, Senin (14/8). Pertemuan ini dimediasi oleh Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo dan dihadiri pula oleh sejarawan Richard Hutagalung.
"Kami senang sekali dapat berdialog dengan para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Wandan. Yaitu terkait pemutaran 'Banda: The Dark Forgotten Trail', yang dinilai mengabaikan partisipasi dan keterlibatan keluarga Wandan dalam melahirkan film tersebut," kata produser yang juga dipanggil Lala ini.
Menurut Lala, film Banda tersebut bertujuan membangun rasa persatuan antara sesama anak bangsa, sehingga bisa menjadi bangsa yang lebih kuat. "Namun, kami tentunya bukan sejarawan yang mengetahui semua peristiwa masa lampau. Karena itu, banyak kekurangan yang mungkin terabaikan dalam film tersebut," ujar perempuan pendiri Lifelike Pictures itu.
Lala pun menyampaikan permintaan maaf, "Saya sebagai produser dan Jay sebagai sutradara meminta maaf kepada seluruh warga Wandan, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda, jika ada salah kata dari kami atau hal-hal yang menyebabkan kesalahpahaman. Kami tidak ada niat buruk dalam pembuatan film tersebut."
Tokoh masyarakat Wandan, Abdul Azis Latar, mengapresiasi niat baik produser maupun sutradara untuk berdialog sekaligus mengklarifikasi opini-opini yang berkembang dalam karya film itu. Namun, ia memberi catatan kepada Lala dan Jay, maupun pelaku film secara luas.
"Keluarga Wandan berharap agar film-film ke depan tidak lagi mengabaikan partisipasi dan keterlibatan keluarga Wandan. Hal ini untuk kita melahirkan sebuah film yang bisa membawa kebaikan dan mewakili aspirasi serta kepentingan keluarga Wandan sendiri," ujar Abdul. Menurutnya, sejarah Banda tidak bisa dipisahkan dari keluarga besar Wandan yang sekarang ini berdomisili di Kepulauan Kei maupun tempat lain. (*)
Sumber: ANTARA
Baca kisah singkat Banda di sini: "Banda, The Dark Forgotten Trail", Film Tentang Sejarah Pulau Penghasil Pala.