"Banda, the Dark Forgotten Trail", Film Tentang Sejarah Pulau Penghasil Pala
"Banda, the Dark Forgotten Trail" mengangkat kisah kejayaan pulau penghasil pala di masa lampau. (Foto: Instagram/lalatimothy)
KISAH kepulauan Banda yang dahulu berjaya berkat pala diangkat dalam bentuk film. Adalah "Banda, the Dark Forgotten Trail", film yang menceritakan kembali sejarah Kepulauan Banda dan pala yang hampir terlupakan. Kehadiran film ini diharapkan mampu membangkitkan kembali semangat kebangsaan dan persatuan bangsa Indonesia.
"Banda, the Dark Forgotten Trail" juga merupakan film panjang pertama karya Jay Subiakto. Keterlibatan Jay dalam film ini bermula dari adanya tawaran Sheila Timothy untuk menduduki kursi sutradara.
"Film ini penting karena melupakan masa lalu sama dengan mematikan masa depan bangsa. Sangat penting Banda Neira buat bangsa kita karena di sini lahir banyak pemikiran, kepedihan, semangat dan ironi yang terjadi sampai hari ini," ungkap Jay baru-baru ini.
Jay merasa pengalamannya pertamanya menyutradarai film panjng tersebut sebagai sebuah pengalaman yang amat mengesankan. Naskah "Banda, the Dark Forgotten Trail" ditulis Irfan Ramli. Lewat naskah buatannya, Irfan berusaha menegaskan relasi antara masa lampau dengan persoalan-persoalan kekinian.
Banda di masa lampau
Kepulauan Banda pada masa lampau merupakan kawasan penghasil pala yang amat diburu. Sejak diperkenalkan kepada para pedagang Tiongkok, pala menjadi salah satu komoditas rempah yang ditaksir dengan harga tinggi. Bahkan, segenggam pala pernah dianggap lebih bernilai daripada segenggam emas.
Saking berharganya pala, para pedagang Tiongkok seringkali menutupi rempah-rempah ini dengan kain sutra. Anda pasti sering mendengar istilah "jalur sutra". Dari pala yang ditutup dengan kain sutra itulah asal muasal munculnya istilah "jalur sutra". Istilah ini merupakan sebuah upaya untuk menutupi jalur rempah.
Kekayaan Banda akan pala terdengar pula oleh bangsa Eropa. Mereka pun bergerak dan berlomba menuju pulau kecil di timur Indonesia itu. Sejarah Banda penuh dengan kesedihan. Masa depan Banda dan pala berubah ketika Jan Pieteszoon Coen yang berbendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) tiba dan melakukan aksi pembantaian pada 1621.
Setelah itu terjadi eksodus yang mengakibatkan penduduk asli Banda sulit ditemukan, terutama di kepulauan Banda. Di sisi lain, eksodus besar-besaran itu menjadikan Banda sebuah kawasan unik yang dihuni beragam suku bangsa di Nusantara, Arab, Tionghoa, dan Eropa. Saat ini Banda bertahan dengan industri perikanan dan pariwisata bawah lautnya. Pala Banda yang pernah menjadi bagian penting dalam sejarah penjelajahan kini sekadar komoditas sampingan akibat tidak adanya inovasi.
Sheila Timothy, sang produser film, berharap film ini dapat dinikmati semua pencinta film nasional dan sejarah Banda dapat kembali diingat untuk dijadikan semangat dan harapan bagi Indonesia di masa depan. Lantas, kapan film ini tayang? Nantikan kehadirannya mulai 3 Agustus 2017. (*)
Sumber: ANTARA
Baca juga artikel Jay Subiakto Sutradarai Film Dokumenter "Banda, The Dark Forgotten Trail".
Bagikan
Berita Terkait
Tayang 23 Oktober, Air Mata di Ujung Sajadah 2 Tampilkan Sisi Lain Kota Solo
Mortal Kombat II Tayang Oktober 2025, Proyek Film Ketiga Langsung Digarap
Bocoran Aksi Petualangan Baru Dwayne Johnson Cs di Jumanji Sekuel Terbaru
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki
'Predator: Badlands' Tayang November 2025, Ketika Pemburu Alien dan Android Bekerja Sama untuk Bertahan Hidup
Sinopsis Film Horor 'Di Balik Pintu Kematian', Ketika Karma Datang Meneror
Trailer 'Avatar: Fire and Ash' Resmi Dirilis, Gambarkan Konflik Lebih Gelap dan Cerita yang Kompleks
Baby Yoda Kembali, 'Star Wars: The Mandalorian & Grogu' Tayang 22 Mei 2026
Aktor Pedro Pascal Incar Film Behemoth, Berkisah Tentang Pemain Cello
Paramount Pictures Siapkan 'Quiet Place Part III', Dijadwalkan Tayang Juli 2027