Pemanasan Global Ancam Stok Kopi, Picu Kenaikan Harga
Senin, 13 Oktober 2025 -
MERAHPUTIH.COM - INDUSTRI kopi berisiko menghadapi krisis stok biji kopi. Hal itu diungkapkan Jenderal (Sekjen) Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Gusti Laksamana. Gusti menyebut hal ini merupakan masalah serius.
Gusti bercerita saat ini banyak petani kopi yang mengeluhkan aktivitas pertanian kopi tak produktif lantaran menurunnya jumlah produksi biji kopi.
"Kebutuhan kopi lagi naik-naiknya. Namun, alam lagi enggak bersahabat. Alam lagi enggak bersahabat karena ya kita semua tahu lagi ada climate change serta global warming. Produksi kopi turun," ujar Gusti saat ditemui di ajang Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) Business Show 2025, Jumat (10/10).
Dia mengatakan masalahnya tak berhenti di situ.Kelangkaan hasil biji kopi memicu merangkak naiknya harga kopi secara signifikan. Bukan hanya biji kopi mentah, melainkan juga kopi instan. "Produksinya turun, tapi demand-nya lagi tinggi. Alhasil, harga kopinya naik gila-gilaan. Apa pun sekarang naik. Kalau mau ngecek harga, kopi instan pun naik," kata dia.
Baca juga:
SCAI Hunting Barista Terbaik Indonesia lewat Kompetisi Kopi di FLEI Business Show 2025
Tak Ada Campur Tangan Tengkulak
Gusti memyebut kelangkaan hasil kopi itu sama sekali tak ada campur tangan tengkulak. Menurutnya, saat ini, memang tidak ada stok berlebih yang tertahan. Permintaan kopi terus ada jadi tidak pernah tertimbun karena kelebihan produksi.
"Kalau dibilang tengkulak kayaknya enggak mungkin. Barang sekarang sudah benar-benar hilang di pasar. Saking kebutuhannya tinggi. Jadi kayaknya enggak mungkin ada orang tengah lagi gitu," kata dia.
Gusti memperkirakan penurunan produksi kopi secara nasional pada 2025 mencapai belasan persen. Situasi krisis ini merata di seluruh provinsi penghasil kopi, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Papua.
"Paling tinggi Gayo. Lalu ada di Sumatra Utara. Kalau Jawa juga termasuk ada di Jawa Barat, Jawa Timur," kata dia.(tka)