PBB Sebut Perubahan Iklim Berdampak Buruk bagi Pengungsi Dunia

Selasa, 12 November 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Perubahan iklim turut menyebabkan meningkatnya krisis pengungsi. PBB melaporkan bahwa jumlah pengungsi akibat adanya konflik bertambah hingga saat ini.

Dilansir Aljazeera, Selasa (12/11), tiga perempat dari orang-orang yang mengungsi secara paksa di dunia tinggal di negara-negara sangat terdampak oleh bahaya iklim. Jumlah tersebut diungkapkan oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dalam dokumen yang dirilis pada hari ini.

Jumlah orang yang melarikan diri dari konflik meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 120 juta selama dekade terakhir, 90 juta di antaranya berada di negara-negara dengan paparan bahaya terkait iklim tinggi hingga ekstrem.

Setengah dari pengungsi berada di lokasi yang terkena dampak konflik dan bahaya iklim yang serius, seperti Myanmar, Somalia, Sudan, dan Suriah.

Baca juga:

Berteduh di Gereja Darurat, 13 Anak Tewas Disambar Petir di Kamp Pengungsian

“Bagi masyarakat paling rentan di dunia, perubahan iklim adalah kenyataan pahit yang sangat memengaruhi kehidupan mereka,” kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.

Krisis iklim mendorong perpindahan penduduk di wilayah yang telah menampung banyak orang terusir akibat konflik dan ketidakamanan. Kondisi tersebut memperparah keadaan dan membuat mereka tidak memiliki tempat yang aman untuk dituju.

Sekitar 700.000 orang terpaksa melarikan diri dari perang di Sudan dan menyeberang ke negara tetangga Chad. Negara tersebut telah menampung para pengungsi selama bertahun-tahun, tetapi sangat rentan terhadap perubahan iklim. Mereka yang tetap tinggal di Sudan berisiko mengalami pengungsian lebih lanjut karena banjir besar.

Lebih dari 70 persen pengungsi dari Myanmar telah mencari keselamatan di Bangladesh, tempat topan dan banjir tergolong ekstrem.

Baca juga:

PBB Sebut Konflik Sudan Sebabkan Pengungsian Besar dan Kekerasan Seksual

“Di wilayah kami, tempat banyak orang mengungsi selama bertahun-tahun, kami melihat dampak perubahan iklim di depan mata kami,” kata Grace Dorong, seorang aktivis iklim dan mantan pengungsi yang tinggal di Sudan Selatan. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan