PBB Inginkan Berbagai Negara Bikin Kebijakan Terbaik Kurangi Risiko Bencana

Jumat, 27 Mei 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah negara-negara di dunia diminta untuk melakukan langkah-langkah mendesak dan dalam skala besar mengatasi peningkatan risiko bencana.

Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina J. Mohammed opsi kebijakan terbaik untuk beralih dari risiko ke ketahanan, dan mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan pemulihan guna menempatkan kembali ke jalur untuk masa depan yang aman dan berkelanjutan.

Baca Juga:

Meski Rawan Bencana, Jokowi Klaim Indonesia Mampu Memitigasinya

Deputi Sekjen PBB itu mendesak adanya koherensi yang lebih besar dalam menangani kerentanan masyarakat sebelum, selama, dan setelah krisis pandemi dan bencana yang terjadi secara tumpang tindih.

"Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan 17 tujuannya telah menyediakan kerangka yang komprehensif untuk upaya menangani kerentanan masyarakat dan mengurangi risiko bencana," ujarnya dalam kegiatan Sesi ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) di Nusa Dua, Badung, Bali.

Ia menegaskan, diperlukan langkah atau tindakan dengan rasa urgensi dan tindakan dalam skala besar. Adapun langkah-langkah atau tindakan yang diperlukan itu, salah satunya adalah upaya mengambil pelajaran dari pandemi COVID-19 untuk membangun kesiapan menghadapi pandemi berikutnya di masa depan.

Selain itu, menurut Amina, pemerintah negara-negara perlu berinvestasi dalam kemampuan pendataan yang lebih kuat untuk memastikan bahwa tidak ada siapa pun yang tertinggal.

"Melalui instrumen multilateral baru termasuk Dana analisis kompleks risiko bencana PBB (CRAF'd), kami ingin mendukung ekosistem yang dapat mengantisipasi, mencegah, dan merespons risiko kompleks (bencana) dengan lebih baik sebelum berubah menjadi bencana besar," ujarnya.

Amina juga menekankan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana untuk berfokus pada negara-negara berkembang dan negara kepulauan kecil yang akan sangat menderita ketika bencana datang.

"Bencana di negara-negara ini dapat merusak kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade dalam satu peristiwa dengan konsekuensi ekonomi dan sosial jangka panjang yang sangat serius," katanya. (Asp)

Baca Juga:

Jokowi Tawarkan Konsep Resiliensi Berkelanjutan sebagai Solusi Hadapi Risiko Bencana

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan