Jokowi Tawarkan Konsep Resiliensi Berkelanjutan sebagai Solusi Hadapi Risiko Bencana

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 25 Mei 2022
Jokowi Tawarkan Konsep Resiliensi Berkelanjutan sebagai Solusi Hadapi Risiko Bencana

Tangkapan layar Presiden Jokowi saat pidato saat kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction, Bali melalui siaran virtual, Rabu (25/5). (Foto: MP/Asropih)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia tentang konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko menghadapi semua bentuk bencana. Termasuk menghadapi pandemi COVID-19 dan mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan.

Pertama, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia harus memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, adaptif, menghadapi bencana, pendidikan aman bencana, serta kelembagaan pemerintah dan sosial yang sinergis yang tanggap terhadap bencana.

"Ini harus jadi prioritas kita bersama," ucap Presiden Jokowi saat pidato saat kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction, Bali melalui siaran virtual, Rabu (25/5).

Baca Juga:

Polri Klaim Command Center Kebencanaan Bakal Dijadikan Rujukan Negara Lain

Lalu, lanjutnya, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi. Sebab akses pendanaan merupakan isu yang penting yang harus ditangani secara serius.

"Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama, serta penggunaan dana pembangunan di tingkat desa melalui dana desa untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan," paparnya.

Baca Juga:

Jokowi Hadiri Pertemuan Dunia Kurangi Bencana di Bali

Ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim. Selain mitigasi infrastruktur fisik seperti DAM, pemecah ombak, waduk, dan tanggul, infrastruktur hijau seperti hutan mangrove, cemara udang di pantai, dan vetiver untuk anti longsor, serta pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur.

Sementara itu juga, perlindungan kepada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius.

"Keempat kita harus berkomitmen untuk mengimplementasikan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal," ungkapnya. (Asp)

Baca Juga:

Forum Penanggulangan Bencana Dunia di Bali Bakal Diikuti 193 Negara

#Presiden Jokowi #Bencana Alam
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Lifestyle
'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana
Tak sekadar pakai lagu Tepuk Gempa, Jepang menanamkan kesiapsiagaan sejak dini.
Dwi Astarini - 2 jam, 37 menit lalu
'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana
Indonesia
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
Beberapa bencana hidrometeorologi basah termasuk ancaman banjir bandang sering menimbulkan korban jiwa ketika terjadi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
Indonesia
BMKG Warning 'Bencana Basah' Jelang Masuk Bulan November, Masyarakat di Daerah-Daerah Ini Diminta Waspada
Musim hujan di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak Agustus
Angga Yudha Pratama - Senin, 13 Oktober 2025
BMKG Warning 'Bencana Basah' Jelang Masuk Bulan November, Masyarakat di Daerah-Daerah Ini Diminta Waspada
Dunia
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum telah menggelar pertemuan virtual dengan para gubernur dari lima negara bagian terdampak untuk mengoordinasikan respons darurat.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak
Indonesia
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Gempa Bumi M 7,6 mengguncang Filipina, Jumat (10/10) pagi. Akibat dampak tersebut, wilayah Sulawesi Utara dan Papua berpotensi tsunami.
Soffi Amira - Jumat, 10 Oktober 2025
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Indonesia
Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut
Tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut
Indonesia
166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik
Masyarakat diimbau tetap waspada, tidak panik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 02 Oktober 2025
166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik
Dunia
Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Kedalaman gempa berada di sekitar 10 km dan mencatat adanya beberapa gempa susulan, dengan yang terkuat mencapai magnitudo 6.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
  Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Indonesia
BMKG Catat Ada 24 Gempa Susulan usai Guncangan Magnitudo 5,7 di Banyuwangi
BMKG mencatat, ada 24 gempa susulan usai guncangan magnitudo 5,7 di Banyuwangi, Jumat (26/9).
Soffi Amira - Jumat, 26 September 2025
BMKG Catat Ada 24 Gempa Susulan usai Guncangan Magnitudo 5,7 di Banyuwangi
Indonesia
BNPB Langsung Kirim Tim ke Banyuwangi dan Situbondo Usai Gempa Magnitudo 5,7
Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk segera hadir di lokasi bencana
Angga Yudha Pratama - Jumat, 26 September 2025
BNPB Langsung Kirim Tim ke Banyuwangi dan Situbondo Usai Gempa Magnitudo 5,7
Bagikan