Pasar Saham Anjlok, Perempuan Terkaya di Indonesia Kehilangan Setengah Kekayaannya Senilai Puluhan Triliun Rupiah!

Kamis, 20 Maret 2025 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Seperti apa rasanya kehilangan setengah kekayaan senilai puluhan triliun Rupiah? Tanyakanlah pada Marina Budiman, perempuan terkaya di Indonesia.

Semua berawal dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3).

IHSG mengalami penurunan terburuk dalam satu dekade dan ini berdampak besar pada para investor, termasuk Marina Budiman.

Dalam waktu hanya tiga hari, kekayaannya tergerus setengah ketika saham perusahaannya, DCI Indonesia, mengalami penurunan drastis.

"Marina Budiman sebelumnya menikmati kesuksesan dari kenaikan nilai saham DCI Indonesia, yang membuat kekayaan bersihnya mencapai USD 7,5 miliar (sekitar Rp 115 triliun)," tulis malaymail.com (19/3).

Namun, tren positif ini berbalik ketika IHSG anjlok akibat berbagai faktor domestik, seperti prospek fiskal yang memburuk dan kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto, serta faktor global seperti kebijakan tarif AS dan perang dagang.

Baca juga:

Prabowo Mau Temui Investor Market Imbas IHSG Anjlok, Waktunya Lagi Diatur Letkol Teddy

Dalam tiga hari, nilai kekayaan Marina merosot hingga setengahnya setelah nilai saham DCI anjlok.

DCI menjadi perusahaan dengan performa terburuk dalam kejatuhan pasar saham yang begitu parah hingga memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit.

Kerentanan DCI disebabkan oleh kepemilikan saham yang terkonsentrasi dengan komposisi 78 persen sahamnya dimiliki oleh empat orang: Marina, para co-founder Han Arming Hanafia, Otto Toto Sugiri, serta miliarder Anthoni Salim.

Seorang manajer dana di SGMC Capital Pte, Mohit Mirpuri, mengatakan kepada Bloomberg.

"Fluktuasi harga DCI sebagian besar disebabkan oleh free float yang ketat. Spread bid-offer yang sempit membuat setiap posisi substansial dapat menggerakkan saham secara signifikan."

DCI, yang bergerak di bisnis pusat data, menarik minat investor karena meningkatnya investasi asing dari raksasa teknologi seperti Oracle Corp, yang sedang berdiskusi dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pusat layanan cloud di negara ini.

Kisah Marina Budiman menjadi pengingat akan risiko yang selalu mengintai di dunia investasi, terutama ketika pasar menghadapi tekanan dari berbagai sisi. (dru)

Baca juga:

Boy Thohir Borong 7,3 Juta Lembar Saham Adaro Andalan di Tengah Gejolak IHSG

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan