Pakar Intelijen Duga Penembak Demo Mahasiswa Kendari Ulah Teroris Poso

Senin, 30 September 2019 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengakui peristiwa tertembaknya mahasiswa peserta unjuk rasa di Kendari (26/9) lalu membuat Polri tersudutkan. Namun, dia menduga bisa saja pelakunya dilakukan anggota teroris yang biasa berlatih di Poso.

"Wilayah Sultra yang dekat dengan basis kelompok teroris di Poso merupakan wilayah rawan penyusupan oleh kelompok yang tidak asing dengan penggunaan senjata," kata Stanislaus, kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (30/9).

Baca Juga:

Mahasiswa La Randi Tewas, Ormas Islam Demo Tuntut Kapolri & Menkopolhukam Dicopot

Menurut Stanilaus, publik seharusnya jangan terburu-buru menghakimi pihak Polri, karena secara SOP sudah dinyatakan Polri tidak menggunakan peluru tajam, karet maupun hampa.

"Jika terjadi aksi penembakan maka ada pelanggaran SOP atau ada pihak luar yang mengacaukan situasi. Sebaiknya tunggu hasil investigasi supaya jelas siapa yang melakukan penembakan," ungkap pakar Intelijen itu.

Kader IMM blokade jalan Menteng Raya
Puluhan kader Mahasiswa Muhammadiyah memblokade jalan Menteng Raya, Jakarta (MP/Kanu)

Baca Juga:

Kader IMM Tewas Tertembak, Kapolri Dinilai Tak Becuh Urus Anak Buahnya

Stanilaus mengingatkan kemungkinan adanya pihak lain yang mencoba memperkeruh suasana dengan melakukan aksi penembakan patut diwaspadai. Untuk itu, dia meminta aparat penegak hukum harus mengusut tuntas kemungkinan adanya anggota yang tidak taat prosedur.

"Atau dugaan adanya penyusupan dan cipta kondisi, yang mengakibatkan cederanya gerakan mahasiswa dan potensi terganggunya agenda pemerintah," tutur peserta program Doktoral UI ini.

"Sudah dipastikan bahwa tidak ada petugas Polri yang membawa peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa, namun kemungkinan adanya anggota yang tidak taat masih bisa terjadi," tutup Stanislaus.

Pakar Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta

Sebelumnya, dua mahasiswa tewas saat berunjuk rasa di dekat Gedung DPRD Sultra. Keduanya merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Immawan Randi dan Yusuf Kadari yang mengikuti aksi mahasiswa di Kendari menolak pengesahan RKUHP dan RUU kontroversial lain.

Randi diketahui tewas tertembak peluru tajam. Dia berada di tengah massa aksi di samping Gedung DPRD Sultra tiba-tiba terjatuh. Sempat dilarikan rekan-rekannya ke Rumah Sakit Korem, tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan.

Dari RS Korem, lalu jasad dibawa ke RSUD Abunawas. Berdasarkan hasil autopsi rumah sakit, Randi tertembak di dada kanan. (Knu)

Baca Juga:

Aksi Solidaritas IMM Solo untuk Dua Aktivis yang Meninggal saat Aksi di DPRD Sulawesi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan