Pakar Intelijen Duga Penembak Demo Mahasiswa Kendari Ulah Teroris Poso


Massa ormas Islam yang tergabung dalam Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menggelar aksi unjuk rasa di Polresta Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (27/9). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengakui peristiwa tertembaknya mahasiswa peserta unjuk rasa di Kendari (26/9) lalu membuat Polri tersudutkan. Namun, dia menduga bisa saja pelakunya dilakukan anggota teroris yang biasa berlatih di Poso.
"Wilayah Sultra yang dekat dengan basis kelompok teroris di Poso merupakan wilayah rawan penyusupan oleh kelompok yang tidak asing dengan penggunaan senjata," kata Stanislaus, kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (30/9).
Baca Juga:
Mahasiswa La Randi Tewas, Ormas Islam Demo Tuntut Kapolri & Menkopolhukam Dicopot
Menurut Stanilaus, publik seharusnya jangan terburu-buru menghakimi pihak Polri, karena secara SOP sudah dinyatakan Polri tidak menggunakan peluru tajam, karet maupun hampa.
"Jika terjadi aksi penembakan maka ada pelanggaran SOP atau ada pihak luar yang mengacaukan situasi. Sebaiknya tunggu hasil investigasi supaya jelas siapa yang melakukan penembakan," ungkap pakar Intelijen itu.

Baca Juga:
Kader IMM Tewas Tertembak, Kapolri Dinilai Tak Becuh Urus Anak Buahnya
Stanilaus mengingatkan kemungkinan adanya pihak lain yang mencoba memperkeruh suasana dengan melakukan aksi penembakan patut diwaspadai. Untuk itu, dia meminta aparat penegak hukum harus mengusut tuntas kemungkinan adanya anggota yang tidak taat prosedur.
"Atau dugaan adanya penyusupan dan cipta kondisi, yang mengakibatkan cederanya gerakan mahasiswa dan potensi terganggunya agenda pemerintah," tutur peserta program Doktoral UI ini.
"Sudah dipastikan bahwa tidak ada petugas Polri yang membawa peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa, namun kemungkinan adanya anggota yang tidak taat masih bisa terjadi," tutup Stanislaus.

Sebelumnya, dua mahasiswa tewas saat berunjuk rasa di dekat Gedung DPRD Sultra. Keduanya merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Immawan Randi dan Yusuf Kadari yang mengikuti aksi mahasiswa di Kendari menolak pengesahan RKUHP dan RUU kontroversial lain.
Randi diketahui tewas tertembak peluru tajam. Dia berada di tengah massa aksi di samping Gedung DPRD Sultra tiba-tiba terjatuh. Sempat dilarikan rekan-rekannya ke Rumah Sakit Korem, tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan.
Dari RS Korem, lalu jasad dibawa ke RSUD Abunawas. Berdasarkan hasil autopsi rumah sakit, Randi tertembak di dada kanan. (Knu)
Baca Juga:
Aksi Solidaritas IMM Solo untuk Dua Aktivis yang Meninggal saat Aksi di DPRD Sulawesi
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Aksi Demo Mahasiswa UI Tagih Janji Tuntutan Rakyat 17+8 di Depan Gedung DPR

Mahasiswa Lanjutkan Demo di DPR, Minta Tuntutan 17+8 Indonesia Dipenuhi

Pimpinan DPR Pelan-Pelan Bakal Lobi Kapolri Bebaskan Demonstran yang Ditangkap

Pramono Anung Pastikan KJP dan KJMU Tidak Akan Dicabut Meski Peserta Didik Ikut Unjuk Rasa

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Mahasiswa Solo Desak Presiden Prabowo Rasakan Keresahan Warga, Jangan Bikin Kebijakan Merugikan

Situasi Belum Kondusif, BEM SI Batalkan Aksi Indonesia C(emas) Jilid II Hari Ini

Bangunan Aset Milik Majelis Permusyawaratan Rakyat di Depan DPRD Jawa Barat Dibakar

Tak Hanya Tindak Pelaku, Polisi Harus Jelaskan Secara Utuh Rantis Brimob Tabrak Pengemudi Ojol Hingga Tewas

Mahasiswa Bentrok Dengan Aparat di DPR, Arus Lalu Lintas Ditutup
