Ngeri! Ternyata Bunuh Diri Bisa Menular

Minggu, 27 Agustus 2017 - Muchammad Yani

BEBERAPA bulan lalu dunia musik dikejutkan dengan berita dua musisi terkenal yang mengakhiri hidupnya sendiri. Vocalis Linkin Park, Chester Bennington gantung diri dikediamannya tak lama usai sahabatnya, Vocalis band Audio Slave, Chris Cornell meninggal karena bunuh diri.

Ahli kedokteran jiwa, Dr. Carla Raymondalexas Marchira, mengatakan keinginan bunuh diri bisa saja menular ke orang sekitar dan bisa tidak. Semua bergantung pada kekuatan imunitas kesehatan jiwa seseorang.

Jika imunitas kesehatan jiwa seseorang kuat, ia tidak akan gampang mengakhiri hidupnya saat merasa terpuruk. Sebaliknya, seseorang yang memiliki imunitas kesehatan jiwa rendah, ia rentan bunuh diri jika mengalami stres.

“Bisa saja menular kalau imunnya (kesehatan jiwa) rendah. karena ia mencontoh tindakan orang terdekatnya yang bunuh diri. Bisa juga tidak,” kata Dr Carla saat diskusi Fenomen Bunuh Diri, ditinjau dari Aspek Psikolog dan Psikatri di Fakultas Kedokteran UGM beberapa waktu lalu.

Fenomena bunuh diri kini makin meningkat di masyarakat Indonesia. Indonesia menempati urutan ke-114 di dunia (per 100.000 populasi) sebagai negara yang warganya banyak melakukan bunuh diri.

Ilustrasi bunuh diri (Pixabay.com)

Dr Carla mengatakan remaja paling rentan melakukan bunuh diri. Disusul orangtua berusia non produktif. Pada orang berusia 15-29 tahun, bunuh diri menjadi penyebab kedua kematian. Sementar di usia non produktif, yang rentan melakukan bunuh diri berusia di atas 60 tahun.

Setiap orang punya faktor pemicu yang berbeda-beda yang membuatnya untuk bunuh diri. Namun, sebagian besar remaja bunuh diri disebabkan permasalahan asmara dan hubungan dengan kelompok sosial dan keluarga. Sementara dikalangan lansia faktor pemicu utama adalah penyakit yang tak kunjung sembuh.

"Remaja itu hormonnya naik turun. Jadi Mood mereka berubah-ubah dan labil. begitu ada pemicu stress sedikit bisa membuat remaja ga berfikir panjang dan mencoba bunuh diri," jelasnya.

Berdasarkan Data WHO, Cara- cara yang biasa dilakukan untuk menghilangkan nyawa adalah meneguk Pestisida, gantung diri dan menggunakan senjata api atau tajam.

Berita ini berdasarkan laporan Teresa Ika, kontributor Merahputih.com untuk Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya: Ingin Kehidupan Seks Lebih Baik? Kencinglah Sambil Jongkok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan