Negaranya Diserang, Sutradara Ukraina Angkat Kamera Dokumentasikan Perang
Rabu, 16 Maret 2022 -
DEMI mengikuti seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk berjuang mempertahankan tanah air, sutradara Ukraina Valentyn Vasyanovych ikut angkat ‘senjata’. Namun, ‘senjata’ yang Vasyanovych gunakan bukanlah senapan ataupun senjata tajam, melainkan kamera.
Seperti dilansir ANTARA, sejak invasi Rusia ke negaranya, Vasyanovych ikut berkontribusi tenaga dan keahliannya. Bersama produser Vladimir Yatsenko, sutradara 50 tahun itu sudah membuat film tentang konflik dan dampaknya. Lewat tangkapan kamera, Vasyanovych mendokumentasikan apa yang terjadi di Kiev.
BACA JUGA:
Rekaman video yang diambil Vasyanovych termasuk warga Ukraina, muda dan tua, dievakuasi dari Irpin, melewati jembatan yang hancur di kota yang terkena tembakan.
“Aku lebih lihai memegang kamera ketimbang senjata. Aku bisa belajar sesuatu, bisa merekam, dan aku bisa membuat video. Aku pun bisa menonton dan mendapat pemahaman," kata Vasyanovych kepada Reuters, dikutip ANTARA.
"Saya akan mengumpulkan apa yang bisa jadi video, apa yang bisa dibuat dari semua yang terjadi. Saya lebih baik mengambil gambar ketimbang memakai senjata,” imbuhnya.
Seperti warga lainnya, sutradara itu mengaku punya senjata dan telah melewati pelatihan sebelum Rusia meluncurkan ‘operasi khusus’ di Ukraina, akhir Februari lalu.
"Saya punya firasat situasi ini akan terjadi, bahwa Kiev mungkin diserang," ujarnya.

Vasyanovych menegaskan, ketika dibutuhkan, semua dari warga Ukraina harus memakai senjata melawan penjajah Rusia.
Lahir di Kota Zhytomyr, Vasyanovych membuat debut film panjang pada 2012 berjudul Business As Usual yang bergenre drama komedi. Film Atlantis di 2019 yang ia buat mengangkat tema prajurit yang menderita gangguan stres pascatrauma. Atlantis memenangi film terbaik di seksi Orizzonti dalam Festival Film Venesia tahun itu.
Film teranyarnya, Reflection, mengambil latar belakang perang 2014 antara Kiev dan separatis yang didukung Rusia di bagian Timur Ukraina. Film itu masuk kompetisi di Venesia, September lalu.
"Saat mengerjakan Atlantis, aku tidak pernah menyangka kota-kota akan dihancurkan sampai sejauh ini. Tempat seperti Kharkiv dan Mariupol yang betul-betul dimusnahkan," katanya.
Bersama timnya, ia mengaku telah merekam sebagian besar gambar untuk film di Mariupol dan apa yang terjadi sekarang. Orang-orang meninggal di sana, semuanya dihancurkan dengan cara metodis sehingga kota betul-betul musnah. “Jujur, saya tidak pernah membayangkan skenario seperti ini,” ungkapnya.
Invasi Rusia telah membuat lebih dari 2,8 juta orang melarikan diri ke berbagai perbatasan dan membuat ratusan ribu orang terjebak di kota yang terkepung.
"Apa yang terjadi sekarang ialah perang terbesar dalam sejarah kami dan eksistensi Ukraina akan bergantung kepada hasil konfrontasi ini," katanya.
Ia mengamini, bahkan setelah kemenangan pun, infrastruktur di negerinya hancur, jalanan, kota hancur, dan ada korban dalam jumlah besar. “Namun, saya merasa negara saya akan sukses nanti. Seisi dunia mulai membantu kami," ujarnya optimistis.(dwi)