Muhammadiyah Harap Bangsa Indonesia Tak Terbelah Sikapi Konflik di Palestina

Senin, 24 Mei 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap Bangsa Indonesia tidak terbelah dalam menyikapi konflik dan tragedi kemanusiaan yang masih terjadi di Palestina.

"Karena posisinya sudah jelas apalagi ada di tujuan nasional. Satu di antaranya bahwa kita ingin ikut serta dalam ketertiban dunia dan perdamaian abadi," kata Haedar dalam diskusi publik "Konflik Arab-Israel, Peluang dan Tantangan Perdamaian" secara virtual, Senin (24/5).

Baca Juga

Diduga Berbuat Ricuh, 12 Massa dari HMI Digiring ke Polda Metro Jaya

Sebagai bangsa yang pernah dijajah, seluruh komponen Bangsa Indonesia sepatutnya memiliki pandangan yang sama bahwa penjajahan di negara mana pun di muka bumi merupakan tragedi kemanusiaan paling pahit, paling kelam, dan paling dzalim yang harus ditentang.

PP Muhammadiyah mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia yang mengambil posisi tepat, konsisten, dan tegas mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Bahkan sebagian negara-negara Arab tidak memiliki sikap tegas seperti Pemerintah Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah berada di jalur yang tepat dalam menyikapi persoalan Palestina sehingga semestinya diikuti seluruh komponen bangsa.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (MP/Teresa Ika)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (MP/Teresa Ika)

"Jika pemerintah saja sudah seperti itu, warga dan elit bangsa yang mungkin mendukung pemerintah sekarang saya imbau untuk coba memahami dengan seksama dan reflektif bahwa persoalan Palestina adalah persoalan kemerdekaan," kata dia.

Bangsa Indonesia dapat merespons persoalan penjajahan di Palestina dalam bingkai menjalankan amanat konstitusi. Sesuai pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 disebutkan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Ia juga berharap seluruh pihak berhenti membawa politik aliran dalam kasus Palestina dengan memandangnya semata-mata sebagai persoalan Islam melawan yang lain.

Baca Juga

PKS Minta PBB Hentikan Agresi Militer Israel ke Palestina

Ia tidak memungkiri bahwa problem Palestina memiliki irisan dengan persoalan keislaman jika ditinjau dari aspek sejarah dan keberadaan Masjid al-Aqsa yang merupakan salah satu masjid utama bagi kaum Muslim selain Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

"Bahwa ada konteks Islam, oke, sejauh menyangkut eksklusif Islam. Tapi ketika sudah relasinya bangsa dan dunia kemanusiaan semestinya bawalah ini sebagai persoalan penjajahan," kata dia. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan