Menkominfo Sebut Satelit Multifungsi Bisa Bantu Perataan Akses Internet
Rabu, 16 Maret 2022 -
MerahPutih.com - Pemerintah selangkah lebih maju untuk mengikis kesenjangan digital dengan pemerataan infrastruktur digital untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menuturkan, pengadaan satelit multifungsi dapat membantu Pemerintah menyelesaikan target penyediaan akses layanan internet.
Baca Juga
Menkominfo Sebut DEWG Jembatan Diskusi Transformasi Digital Negara Anggota G20
Politisi NasDem itu menyatakan, Kominfo telah menggelar 360.000 Km fiber optik di darat dan dasar laut. Tetapi, hal itu belum cukup mengingat masih terdapat titik-titik di wilayah Indonesia yang belum terhubung agar arus data bisa disalurkan dengan baik dan merata.
"Tidak semua kita bisa hubungkan dengan jaringan fiber optik di Indonesia, jadi kita harus melakukan kombinasi dengan dengan microwave link berupa komunikasi satelit," kata Johnny di Jakarta, Rabu (16/3).
Agar layanan komunikasi satelit bisa optimal, lanjut Johnny, pihaknya memilih teknologi terbaru dan sesuai dengan kebutuhan wilayah kepulauan di ekuator.
Untuk pengadaan satelit, Menteri Johnny menyiapkan agar satelit berikutnya adalah satelit dengan teknologi software defined satellite, yakni satelit yang wilayah layanannya bisa diatur melalui software-nya di hulu.
"Kita pelajari dan mudah-mudahan teknologi yang baru ini akan memberikan atau memungkinkan harga-harga satelit yang lebih kompetitif lagi," tuturnya.
Baca Juga
KKB Tembak Mati 8 Pekerja PT PTT, Menkominfo: Kami Sangat Mengecam
Johnny menjelaskan HBS merupakan cadangan untuk SATRIA-I menggunakan teknologi very high-throughput sedang dibangun dan dijadwalkan selesai pada pertengahan 2023. Satelit HBS juga menyediakan kapasitas tambahan bagi infrastruktur jaringan internet.
"Dari sisi bandwith, HTS dengan teknologi yang baru ini memiliki kapasitas yang setara dengan Satelit SATRIA-I. Untuk jelasnya, 150 Gbps ini dipakai oleh BAKTI Kominfo sebesar 80 dan lebihnya akan dipakai negara-negara di sekitar ASEAN. Penggunaan sendiri oleh PSN untuk menggantikan kebutuhan Satelit Nusantara-2 yang gagal diletakkan diorbit pada April tahun 2020 yang lalu," katanya.
Johnny menegaskan telah mempertimbangkan aspek teknis oleh operator, pengguna, maupun pabrik pembuatan satelit.
"Sudah pasti diperhitungkan, dianalisa dengan baik. Jadi jelas ya, satelit ini adalah Ka-band, sedangkan satelit milik Telkom adalah Ku-band dan C-band, sehingga tidak akan saling mengganggu,” tandasnya. (*)
Baca Juga
DEWG G20 Jadi Momentum Etalase Kemajuan Transformasi Digital Indonesia