Mengintip Proses Pembuatan Kue Keranjang
Senin, 01 Februari 2016 -
MerahPutih Kuliner - Menyajikan Kue Keranjang saat tahun baru Imlek sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga keturunan Tionghoa. Kue bulat menyerupai keranjang kecil itu pun wajib dihidangkan saat Imlek.
Sama seperti ketupat yang biasanya menjadi hidangan wajib warga muslim saat lebaran tiba, Kue Keranjang juga begitu. Namun, tahukah anda proses pembuatan kue keranjang itu seperti apa ?
Proses pembuatan kue berbahan baku utama beras ketan itu ternyata cukup memakan waktu yang lama. Butuh waktu sekiranya 2 minggu untuk membuat kue khas Imlek ini untuk menjadi menu makanan yang nikmat dan lezat saat berkumpul bersama keluarga.
Prosesnya pun terbilang sederhana dan tidak terlalu banyak bahan baku yang diperlukan. Hanya saja, proses menjadi lama saat beras ketan di Fermentasi dan dikukus menggunakan tungku besar.
Eri, salah satu karyawan di pabrik pembuat kue keranjang dan dodol Nyonya Lauw, mengaku untuk menciptakan kue keranjang yang sempurna dan lezat, seluruh proses pembuatan harus berjalan sesuai prosedur yang benar dan tepat.
“Proses sampai jadi memang lama, itu cara yang sudah turun temurun dan tidak boleh ada yang terlewatkan dari sejumlah proses itu,” katanya, saat disambangi merahputih.com di pabrik yang berlokasi di Jalan Bouraq Gang SPG, Kota Tangerang, Selasa (12/1).
Berdasarkan hasil reportase merahputih.com, di Pabrik yang saat ini dikelola anak Nyonya Lauw, Reny, kami memperoleh cara membuat kue keranjang yang tersohor ini.
Proses awal, bahan baku beras ketan direndam di dalam air sekira 2 jam lamanya, hal ini dilakukan agar beras mengembang dan sedikit lembek saat proses penumbukan. Selanjutnya, beras di tumbuk menggunakan alat sederhana hingga halus. Lalu beras yang sudah halus diayak untuk mendapatkan bentuk tepung.
“Prosesnya seperti itu, untuk mendapatkan tepung halus sebagai bahan terbaik kue keranjang dan dodol,” ujarnya.
Proses selanjutnya, tepung beras ketan tadi dimasukkan dalam plastik dan disimpan dalam drum khusus yang telah disiapkan selama 10-12 hari.
“Proses Fermentasi paling lama, sampai muncul pori-pori dipermukaan tepung dan warnanya berubah menjadi agak kemerah-merahan, kalau belum begitu kue tidak akan bagus jadinya,” ujar Eri.
Selanjutnya, tepung yang sudah di fermentasi akan dimasukan kedalam mesin adukan sekitar setengah jam lamanya. Sambil terus diaduk adonan dimasukkan cairan gula putih dan pandan cair secara perlahan-lahan.
“Biasanya takaran satu kuintal tepung dicampur dengan 30 Kg gula putih cair dan sedikit pandan,” ungkap pria yang sudah empat tahun bekerja dipabrik Nyonya Lauw.
Setelah adonan tercampur rata, bahan baku kemudian di masukkan kedalam keranjang khusus yang sudah dilapisi daun pisang atau plastik sebagai wadah pembentuk kue. “Berasal dari cetakan inilah kemudian menjadi nama kue keranjang, ukurannya variatif, ada yang setengah kilo, seperempat hingga ukuran lebih berat,” tambahnya.
Adonan kue siap untuk dikukus dalam tungku besar pembakaran yang bisa menampung sekira 500 lebih wadah keranjang kue. “Selanjutnya adonan dikukus dalam oven yang dipanaskan menggunakan kayu bakar, seperti kayu pohon asam dan pohon rambutan, selama 12 jam atau semalam,” pungkasnya.
Setelah matang, kue akan diangkat dan diletakkan dalam lemari pendinginan selama tiga jam dan dikemas rapi, lalu kue keranjang siap disajikan. (Fdi)
BACA JUGA: