Mengenal Yos Suprapto Yang Tengah Viral Karena Gagal Gelar Pameran di Galeri Nasional
Senin, 23 Desember 2024 -
MerahPutih.com - Pelukis senior Yos Suprapto mendadak jadi sorotan publik karena pameran lukisannya diduga ‘dibredel’. Pelarangan ini karena ada ‘kendala teknis’ yang hingga kini tak dijelaskan maksudnya.
Banyak pihak menduga, lukisannya dilarang dipamerkan karena menyinggung salah satu sosok paling di tanah air.
Lalu, siapakah Yos Suprapto hingga karya-karyanya gagal tampil di Galeri Nasional Jakarra.
Dikutip dari berbagai sumber, pria bernama lengkap Yosef Suprapto ini lahir Surabaya, 26 Oktober 1952.
Yos pernah belajar di ASRI Yogyakarta pada 1970. Namun, dia keluar tiga tahun kemudian.
Baca juga:
Selain pelukis, dia juga dikenal sebagai ahli pertanian yang meneliti kandungan mineral selama lebih dari 10 tahun dan memahami penerapan teknologi pertanian.
Kemampuannya dalam pertanian tampak dalam buku yang ditulis bersama penulis-penulis lain berjudul Aplikasi Pupuk Kandang yang Ramah Lingkungan dalam Persepktif Budaya (2022).
Yos kemudian menyandang gelar PhD bidang Sosiologi Kebudayaan dari Southern James Cook University, North Queensland, Australia. Bahkan pernah tinggal di sana selama lebih dari 25 tahun.
Yos juga pernah menjadi ketua umum The Rainforest Information Centre di Lismore, NSW Australia, sebuah organisasi yang bekerja sama dengan Walhi, CUSO organisasi sosial Kanada, dan NGO lain.
Yos Suprapto sudah beberapa kali menggelar pameran yang mengangkat isu lingkungan dan kritik sosial. Hingga sosoknya jadi ‘ancaman’ bagi penguasa orde baru kala itu.
Pada 1994, dia menggelar pameran tunggal bertajuk "Bersatu Dengan Alam" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dia kembali menggelar pameran tunggal bertema "Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa" di Galeri Nasional Indonesia pada 2001.
Setahun kemudian, pameran "Mata Hati Demokrasi" digelar di Taman Budaya Surakarta, Jawa Tengah.
Pada 2005, dia kembali mengangkat isu sosial berupa kritikan atas korupsi di lingkungan elit birokrasi dalam pameran tunggal bertajuk "Republik Udang" di Tembi Gallery, Yogyakarta.
Yos terakhir menggelar pameran tunggal di Galeri Nasional Indonesia pada 2017 bertema evaluasi mendalam perjanan budaya bangsa, terutama budaya maritim dengan judul "Arus Balik Cakrawala".
Pameran-pameran lukisan yang digelarnya hampir semuanya menunjukkan ekspresi keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang terpecah, serta mengkritik pemerintah.
Salah satu lukisannya berjudul "Adu Domba" yang dipamerkan pada 2017 menggambarkan masyarakat Indonesia saat ini suka adu domba untuk mendapatkan kekuasaan politik
Lukisan-lukisan yang dibuat Yos memainkan garis dan warna jadi ciri khas yang sangat provokatif. Ada warna hitam, merah, nuansa biru, aneka hijau, cokelat, kuning, ungu, jingga, dan putih.
Warna-warna tersebut ditampilkan dengan daya visual yang kuat dan keras sifatnya, bersanding satu sama lain yang tampil sebagai komposisi yang tidak halus atau lembut, seperti ada ketegangan.
Seperti diketahui, Yos dijadwalkan menggelar pameran tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional Indonesia (GNI).
Pameran tunggal Yos seharusnya berlangsung mulai dari 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 di Galeri Nasional Indonesia (GNI), Jakarta Pusat.
Yos padahal sudah menyiapkan lebih dari 30 lukisan dengan tema kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia untuk tampil dalam pameran yang disiapkan sejak 2023 tersebut.
Sayangnya, pameran yang digelar dengan bantuan kurator Suwarno Wisetrotomo ditunda karena ada faktor teknis terkait kurasinya. (*)