Yos Suprapto Urung Buka Pameran 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan', ini 5 Faktanya


Pelukis Yos Suprapto. (Foto: Galeri Nasional)
MERAHPUTIH.COM - SOSOK seniman Yos Suprapto mengguncang dunia seni Tanah Air setelah beberapa karya lukisnya urung dipamerkan karena dianggap tidak lulus sensor. Pameran tuggal karya Yos itu mengangkat tema Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan. Pameran itu direncanakan berlangsung hingga sebulan, tepatnya pada 20 Desember 2024-19 Januari 2025.
Namun, tak dinyana pameran yang dikerjakan Yos Suprapto dengan matang bahkan sejak 2023 itu gagal. Dalam proses kurasi, beberapa karya Yos dianggap tidak sesuai tema.
Berikut lima fakta pembatalan pameran karya lukis Yos Suprapto.
1. Dianggap vulgar
Pandangan vulgar dan dianggap tak penuhi poin etis dianggap menjadi faktor alsan lukisan Yos tak boleh digantung di Galeri Nasional, Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.
Tanggapan vulgar tersebut salah satunya datang dari Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. Ia menyebut torehan cat di atas kanvas miliki Yos Suprapto tampil cukup vulgar sebab menampilkan bentuk senggama, ikon budaya tertentu. Hal tersebut diyakini Fadli Zon bisa merugikan orang lain.
"Misalnya ada satu lukisan, ya saya juga menerima gambarnya, itu orang yang sedang telanjang, bersenggama, dan memakai topi yang punya ciri budaya tertentu, seperti topi raja Mataram, atau Raja Jawa dan sebagainya. Itu bisa bisa menyinggung orang lain," kata Fadli dikutip Detik, Sabtu (21/12).
Baca juga:
Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibatalkan, Dianggap Bentuk 'Pemberedelan' dan Jadi Preseden Buruk
2. Ada 30 lukisan
Untuk pameran bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan, Yos menuangkan gagasannya lewat 30 lukisan. Namun, 5 lukisannya dianggap tidak lolos kurasi sehingga tak boleh tampil.
3. Proses penyesoran pihak Galeri Nasional berlangsung dramatis
Yos Suprapto mengatakan kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima dari 30 lukisannya diturunkan, tapi Yos menolak. Pihak Galeri Nasional mematikan lampu dan menggembok ruang pameran hanya beberapa menit sebelum pembukaan pameran secara resmi pada Kamis (19/12) malam.
Padahal, beberapa pengunjung sudah menyesaki lokasi Galeri Nasional.
4. Karyanya ditarik ke Yogyakarta
"Daripada lima hilang, lebih baik tidak sama sekali." Demikian Yos menegaskan tekadnya untuk memamerkan karyanya. Sebanyak 30 lukisam akan dibawa kembali ke kediamannya Yogya.
Dalam keterangannya, kejadian itu membuat Yos enggan melakukan kolaborasi dengan pemerintahan. “Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos dalam keterangan tertulis, dikutip Tempo, (21/12).
5. Seniman yang konsisten kritis dengan melukis
Yos bukan nama baru di dunia seni Tanah Air. Keabsahannya sebagai seniman diakui banyak pihak. Ia kerap melakukan pameran dengan landscape tema yang luas tentu bersingungan dengan politik, sosial, hingga budaya Nusantara.
Ia memulai kariernya sebagai pelukis di 1970-an. Kolaborasinya apik dengan para pengelola galeri seni maupun taman wisata guna memamerkan karya-karya lukisnya. Ia pernah menggelar pameran solo bertajuk Bersatu dengan Alam di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 1994.
Ia juga menggelar pameran solo bertajuk Barbarisme : Perjalanan Anak Bangsa pada 2001. Yos turut andil dalam pameran Republik Udang yang digelar di Tembi Gallery Yogyakarta di 2005. Pameran itu berbicara soal budaya korupsi yang terjadi pada pemerintahan setelah reformasi 1998.(tka)
Baca juga:
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Lukisan, Harapan, dan Kebaikan: Ekspresi Tulus Pelukis Gadis Dharsono di Pameran 'Joy in Color'
Transformasi ArtMoments Jakarta: Pameran Seni 2025 Usung Tema 'Restoration'

Melihat Pameran Kids Biennale Indonesia 2025 Bertajuk Tumbuh Tanpa Takut di Galeri Nasional

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Pameran ART SURA 2025 Bakal Tampilkan 172 Seniman dan 236 Karya Seni
