Mengenal GM Sudarta, Komikus Oom Pasikom
Sabtu, 30 Juni 2018 -
KABAR duka datang dari kartunis Oom Pasikom, GM Sudarta. Pria bernama lengkap Gerardus Mayela Sudarta itu menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 08.25 Wib, Sabtu (30/6).
Bagi pembaca Koran Kompas, pasti tahu dengan komik Oom Pasikom. Apalagi kartun ini telah menghiasi harian Kompas sejak 1967. Kritikan pedas namun masih mengundang tawa adalah ciri khas komik Oom Pasikom.

Meski usianya sudah lebih dari 51 tahun, Oom Pasikom masih sangat kuat karakternya. Karakter yang sering ditonjolkan oleh kartun ini cenderung elitis dan mengambil setting masyarakat atas.
Hal itu cukup berbeda dengan kartun Doyok kilik Kelik Siswoyo yang menghiasi harian Pos Kota sejak 1976. Doyok lebih memilih mengkritik melalui kacamata masyarakat menengah.
Nama Oom Pasikom sendiri tak lepas dari harian Kompas sendiri. Pasalnya "Pasikom" maksudnya adalah "si Kompas" namun diubah susunan katanya. Sedangkan Oom merupakan bahasa Belanda yang artinya paman.
Telah meninggal dunia karikaturis Gerardus Mayela Sudarta (GM Sudarta), Sabtu (30/6/2018) pukul 8.25 WIB. GM Sudarta dikenal melalui karyanya, tokoh Oom Pasikom, yang menghiasi harian Kompas sejak tahun 1967, #RIP #OomPasikom pic.twitter.com/xBQHsKWXcB
— Harian Kompas (@hariankompas) June 30, 2018
Karya-karya GM Sudarta tak hanya menghiasi media cetak saja melainkan juga diabadikan melalui beberapa buku seperti Kumpulan Kartun (1980), Humor Reformasi (1995), Reformasi Kumpulan Kartun (2000), Bungan Tabur Terakhir (2011) dan 50 tahun Oom Pasikom (2017).
Kehebatan GM Sudarta juga diakui oleh dunia internasional. Ia mendapat penghargaan sebagai Best Cartoon of Nippon (2000) dan Gold Prize of Tokyo Nokai (2004) di Jepang.
Dari semua itu tak banyak orang yang tahu kalau pria yang meninggal pada usia 72 tahun itu ikut dalam proses perancangan pembangunan Monumen Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya, Jakarta Timur.