Mengenal Ananda Badudu Penggalang Dana Demo Mahasiswa
Jumat, 27 September 2019 -
NAMA Ananda Badudu menjadi bahasan populer di media massa dan kalangan netizen. Ananda Badudu ditangkap di kediamannya, Gedung Sarana Jaya, Tebet, Jakarta Selatan dini hari pada hari ini (27/9). Sekitar pukul sepuluh Ananda keluar dari Gedung Resmob Polda Metro Jaya.
Cucu dari JS Badudu, yang dikenal sebagai pemerhati Bahasa Indonesia, diminta klarifikasi oleh kepolisian perihal penggalangan dana di situs kitabisa.com. Dari partisipasi masyarakat terkumpul sekitar Rp175 juta untuk logistik mahasiswa berdemo pada tanggal 23-24 September 2019. Siapa sebenarnya Ananda Badudu ini?
Baca Juga:
Usai Diklarifikasi Polisi, Ananda Badudu Cerita Mahasiswa yang Diproses dengan Tidak Etis
Ananda dikenal saat dirinya membentuk band folk bernama Banda Neira bersama Rara Sekar pada tahun 2012 di Bandung. Ia juga pernah bekerja sebagai wartawan di sebuah majalah berita terkenal di Indonesia.
Bersama Rara Sekar, Ananda sempat menelurkan lagu yang populer, Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan kreasi musikal puisi Subagio Sastrowradoyo berjudul Rindu.
Hanya dari kesamaan menggarap musik bergenre folk, Banda Neira perlahan menemukan pengakuan dari penggemar musik diIndonesia. Kreasi-kreasi yang mereka buat kemudian disebar melalui media sosial Soundcloud.
Baca Juga:
Karena popularitas yang semakin meluas, yang tadinya hanya menyatukan ide kreatif, lantas keduanya di tahun 2012 melaju di dunia musik. Kemudian dirilislah album-album orisinil garapan mereka, Di Paruh Waktu (2013) dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016).
Sayangnya di tengah popularitas Banda Neira, Ananda dan Rara Sekar sepakat untuk menghentikan langkah Banda Neira. Pada akhir tahun 2016, Banda Neira berhenti total dari dunia musik Indonesia. (jhn)
Baca Juga: