Me Time Bagi Jomlo Saat Valentine Emang Bisa?

Sabtu, 12 Februari 2022 - Yudi Anugrah Nugroho

VALENTINE identik dengan menghabiskan kala bersama orang tercinta. Bentuknya, lumrah dengan memberi kado istimewa, makan bersama di sebuah tempat romantis, menonton film drama, bepergian mengunjungi destinasi wisata idaman, dan banyak lagi kegiatan indah. Intinya, bersama pasangan atau orang tercinta.

Baca juga:

Tips Anti-Gagal Jalin Asmara Lewat Aplikasi Kencan Online

Lantas, bagaimana dengan jomlo? Apakah jomlo harus bersedih pada hari valentin sebab meratapi banyak pasangan menikmati momen romantis mereka.

Tentu saja jomlo tak perlu sedih. Lagi pula, buat apa sedih melihat 'rumput tetangga jauh lebih hijau ketimbang rumput di halaman sendiri'. Nikmati saja kala sendirian dengan bijak. Mungkin ada sebagian orang menjomlo karena butuh jeda setelah mengalami hubungan toxic. Tak sedikit pula memang belum mau atau berani membuka diri buat orang lain. Maka, buat apa bersedih!

Apa itu chemistry? (Foto unsplash/everton villa)
Banyak pasangan menghabiskan momen romantis di kala hari valentin. (Foto: Unsplash/everton villa)

Jadikan momen valentine sebagai jeda kala mencintai diri sendiri. Upaya sadar untuk meluangkan waktu pada diri sendiri atau biasa disebut me time begitu dibutuhkan di tengah dunia serbainstan.

Me time, menurut survei Hubbub bertajuk The Rest Test, menjadi jawaban keempat teratas dari 18.000 responden di 134 negara. "Menghabiskan waktu sendirian dan berada di alam mendapat peringkat tertinggi," tulis laporan hasil kerjasama Hubbub dengan BBC di Radio 4 All in the Mind.

Manfaat me time, merujuk Psychologytoday, memungkinkan seseorang mereboot otak lalu bersantai, meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan produktivitas, dapat menemukan diri, bisa berpikir secara mendalam, mampu mengatasi masalah dengan lebih efektif, dan meningkatkan hubungan dengan orang lain.

valentin
Me time sangat penting untuk mengenali diri. (Foto: Unsplash-Chela B)

Dengan meningkatnya jumlah kasus harian COVID-19 di sejumlah tempat, membuat banyak orang mulai berpikir ulang merayakan valentin di ruang terbuka. Pandemi secara nyata mengubah perilaku global masyarakat terhadap perayaan valentine.

Sebanyak 46 persen responden pada survei besutan NRF dan Prosper Insights & Analytics menyatakan menghindari pertemuan fisik secara langsung. Sebanyak 41 persen merencanakan makan malam dan membuat perayaan valentine di rumah.

valentin
Tangkapan layar pada hasil survei NRF tentang perayaan valentin di masa pandemi. (Foto: NRF)

Responden berusia antara 18-24 tahun secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk merayakan Hari Valentine. Bukan karena mereka melewatkan malam romantis, tetapi cenderung tidak merencanakan kumpul-kumpul dengan teman-teman atau memanjakan diri mereka dengan sesuatu istimewa di rumah.

Baca juga:

Perempuan di 'The Tinder Swindler' Galang Dana untuk Lunasi Utang

Jeda kala di momen valentine memungkinkan para jomlo lebih khusyuk menjalani me time. Semua hal bisa dilakukan ketika me time. Kamu tentu bebas memilih ingin melakukan apa saja. Terpenting, tak perlu lagi bersedih karena meratapi orang lain berpasang-pasangan. (*)

Baca juga:

Dari Mana Sumber Cuan Raffi-Nagita The Sultans of Contens Versi Forbes Indonesia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan