Mayoritas Pasien Omicron Alami Nyeri dan Gatal di Tenggorokan

Jumat, 04 Februari 2022 - Muchammad Yani

GEJALA yang paling banyak dialami pasien Omicron ialah nyero dan gatal pada tenggorokan. Hal ini dingkapkan oleh dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) seperti dilansir, Jumat (4/2).

Ia mengatakan di RSUP Persahabatan, sebanyak 63 persen pasien Omicron memiliki gejala batuk kering dan 54 persen mengalami nyeri tenggorokan. Sementara 54 persen mengalami kondisi tubuh mudah letih.

Baca juga:

Kemenkes: Satu Positif Omicron, 5 Probable di Indonesia

Erina juga menambahkan virus ini banyak berkembang di saluran napas bagian atas, sementara Delta berada di saluran napas bagian bawah dan paru-paru.

"Jadi sekitar 70 kali lebih banyak terjadi replikasi di saluran napas makanya gejala yang khas itu nyeri tenggorokan, gatal di tenggorokan, batuk dan hidung tersumbat, jarang sekali yang sesak napas," ujar Erlina dalam webinar.

Omocron banyak berkembang di saluran napas bagian atas. (Foto: Pixabay/neelam279)
Omocron banyak berkembang di saluran napas bagian atas. (Foto: Pixabay/neelam279)

"Beda sekali dengan Delta, Delta demam dan sesak napas karena banyak berkembang di paru-parunya," lanjutnya.

Selain batuk kering, nyeri tenggorokan dan mudah lesu, gejala umum yang sering dijumpai pada varian Omicron adalah pilek/hidung tersumbat (27 persen), sakit kepala (36 persen), demam (18 persen) dan nyeri perut (5 persen). Sementara pasien yang tidak bergejala sekitar 35 persen.

Baca juga:

WHO: Vaksin Tetap Penting untuk Cegah Omicron

Gejala umum ini dikatakan cukup ringan sehingga banyak yang mengabaikan dan cenderung menganggapnya flu biasa. Erlina pun mengumbau kepada masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Kalau orang cenderung menganggapnya flu, dia akan abai dengan protokol kesehatan, kalau terkonfirmasi langsung berjaga-jaga dan langsung isoman. Jadi segeralah ke puskesmas, sebaiknya memang kita mengetahui bila ada keluhan bahkan walau hanya serupa flu," kata Erlina.

Penularan varian Omicron berkali-kali lebih cepat. (Foto: Pixabay/padrinan)
Penularan varian Omicron berkali-kali lebih cepat. (Foto: Pixabay/padrinan)

Penularan Omicron berkali-kali lebih cepat dibandingkan dengan Delta. Akan tetapi, pemulihannya pun lebih cepat dibandingkan dengan varian lain. Meski demikian, Erlina menyarankan untuk tetap melakukan isolasi selama 10 hari.

"Karena gejala ringan, pemulihannya bisa lebih cepat. Jadi hari kelima sampai hari ketujuh biasanya sudah pulih dan sudah negatif. Tapi dari pedoman kita, baik itu Delta atau Omicron yang tanpa gejala, masa isolasinya tetap 10 hari," katanya. (Yni)

Baca juga:

Jangan Abaikan Gejala Pusing di Situasi Omicron

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan