Masjid Bersejarah Syekh Maulana Malik Ibrahim di Desa Leran, Gresik
Kamis, 23 Februari 2017 -
Masjid Malik Ibrahim yang berada di Dusun Pesucinan, Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, merupakan salah satu bangunan tua peninggalan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Bahkan, Masjid tersebut merupakan bangunan tempat ibadah bagi umat Islam yang pertama kali diwilayah Gresik.
Masjid Malik Ibrahim hanya berukuran sekitar 200 x 200 meter ini, berada tepat di tengah genangan air yang menyerupai kolam-kolam besar, sehingga sepintas berbentuk seperti sebuah pulau. Masjid Malik Ibrahim berada di tepian kolam besar di sebelah Timur dusun Pesucinan ini.
Abdul Hadi, (61) salah seorang warga Dusun Pesucinan, menuturkan bahwa Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran merupakan salah satu peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang masih tersisa dan terjaga hingga saat ini. Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Syekh Maulana Maghribi atau Sunan Gresik ini, adalah sosok yang sangat dihormati dikalangan para Sunan yang termasuk dalam sebutan Wali Songo. karena, beliau dianggap sebagai orang pertama yang berhasil mengIslamkan masyarakat di tanah Jawa.

"Masjid Malik Ibrahim, bentuknya cukup unik karena lengkung. dan di pintu masuk masjid terdapat gapura dengan ciri sepasang ornamen simetris serta hiasan kaligrafi. Dengan atap bergaya limasan dengan puncak terbuat dari gerabah berukir yang cukup rumit Namun bentuk asli sudah sedikit berubah setelah dilakukan renovasi karena termakan usia," ujarnya.
Sekitar tahun 400 masehi, Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran ini di dirikan oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim saat menyebarkan agama Islam diwilayah tersebut.
Desa Leran adalah tempat dimana konon Syekh Maulana Malik Ibrahim pertama kali mendarat di pulau Jawa. Di Desa Leran ini pula Syekh Maulana Malik Ibrahim membangun masjid dan pesantren yang pertama kali di tanah Jawa.
Dalam dakwahnya untuk menyebarkan agama Islam, Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal akomodatif terhadap budaya masyarakat setempat. Sehingga sosoknya maupun ajaran-ajaran yang disampaikannya pun lebih mudah diterima oleh masyarakat Leran yang kala itu masih menganut keyakinan animisme dan dinamisme.
Artikel ini ditulis berdasarkan liputan Mauritz, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya.