Masjid Bersejarah Syekh Maulana Malik Ibrahim di Desa Leran, Gresik


Masjid Maulana Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur (MP/Mauritz)
Masjid Malik Ibrahim yang berada di Dusun Pesucinan, Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, merupakan salah satu bangunan tua peninggalan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Bahkan, Masjid tersebut merupakan bangunan tempat ibadah bagi umat Islam yang pertama kali diwilayah Gresik.
Masjid Malik Ibrahim hanya berukuran sekitar 200 x 200 meter ini, berada tepat di tengah genangan air yang menyerupai kolam-kolam besar, sehingga sepintas berbentuk seperti sebuah pulau. Masjid Malik Ibrahim berada di tepian kolam besar di sebelah Timur dusun Pesucinan ini.
Abdul Hadi, (61) salah seorang warga Dusun Pesucinan, menuturkan bahwa Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran merupakan salah satu peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang masih tersisa dan terjaga hingga saat ini. Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Syekh Maulana Maghribi atau Sunan Gresik ini, adalah sosok yang sangat dihormati dikalangan para Sunan yang termasuk dalam sebutan Wali Songo. karena, beliau dianggap sebagai orang pertama yang berhasil mengIslamkan masyarakat di tanah Jawa.

"Masjid Malik Ibrahim, bentuknya cukup unik karena lengkung. dan di pintu masuk masjid terdapat gapura dengan ciri sepasang ornamen simetris serta hiasan kaligrafi. Dengan atap bergaya limasan dengan puncak terbuat dari gerabah berukir yang cukup rumit Namun bentuk asli sudah sedikit berubah setelah dilakukan renovasi karena termakan usia," ujarnya.
Sekitar tahun 400 masehi, Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran ini di dirikan oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim saat menyebarkan agama Islam diwilayah tersebut.
Desa Leran adalah tempat dimana konon Syekh Maulana Malik Ibrahim pertama kali mendarat di pulau Jawa. Di Desa Leran ini pula Syekh Maulana Malik Ibrahim membangun masjid dan pesantren yang pertama kali di tanah Jawa.
Dalam dakwahnya untuk menyebarkan agama Islam, Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal akomodatif terhadap budaya masyarakat setempat. Sehingga sosoknya maupun ajaran-ajaran yang disampaikannya pun lebih mudah diterima oleh masyarakat Leran yang kala itu masih menganut keyakinan animisme dan dinamisme.
Artikel ini ditulis berdasarkan liputan Mauritz, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Bagikan
Berita Terkait
Jauh-Jauh dari Jakarta, Cewek Berhijab Beraksi Incar Ponsel Pengunjung Wisata Religi Haul Solo

Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi Jadi Wisata Religi, Ratusan Ribu Jemaah Diperkirakan akan Hadir

Truk Kayu Terobos Rel, Masinis Kereta Commuter Line Tewas di Gresik

Filipina Gelar Prosesi Religius Black Nazarene yang Terkenal, Jalanan Manila Dipenuhi Ratusan Ribu Umat Katolik

Bandung Gelar Wisata Religi tentang Seluk-Beluk Pembuatan Al-Qur'an

Mudik Lewat Tol Trans Jawa? Jangan Lewatkan Wisata Religi di Jalur Jateng-Jatim

Mudik dan Wisata Religi di Masjid Sekitar Tol Trans Jawa Jalur Jabar-Jateng

Mudik Sembari Wisata Religi di Jalur Alternatif Pantai Selatan

Potensi Wisata Religi di Jalur Mudik Trans Sumatra

3 Tempat Wisata Religi di Kota Tangerang, Cocok Buat Ngabuburit
