Manis Legit Kipo, Kue Tradisional untuk Berbuka
Jumat, 01 Juli 2016 -
MerahPutih Kuliner - Kata "kepo" sudah tentu tak asing di telinga banyak orang. Kata ini berarti orang yang ingin tahu tentang sesuatu. Ternyata, asal muasal kata "kepo" dari bahasa Jawa.
Dalam bahasa Jawa ada frasa "iki opo". Artinya, "ini apa sih?". Lantas, frasa ini disingkat menjadi "kipo". So, kepo itu berarti orang yang ingin tahu dengan menggunakan akronim bahasa Jawa.
Ternyata, istilah "kipo" jauh sebelum kata "kepo" populer telah disematkan menjadi sebuah nama kue. Yap, namanya kue kipo. Kue ini berasal dari Yogyakarta. Warnanya hijau kekuningan. Ukurannya kecil, seperti ukuran kue klepon. Hanya saja kipo tidak berbentuk bulat.
Rasanya manis legit. Makanan yang diracik dengan cara dipanggang ini pas untuk santapan berbuka alias takjil. Mungkin bagi sebagian besar orang enggan berbuka dengan kudapan yang digoreng. Nah, bila enggan gorengan, kipo adalah kudapan penggantinya.
Bahan utama kipo ialah tepung ketan, gula jawa, dan daun suji. Dalam proses pemanggangannya, adonan tepungnya yang telah dicetak bulat pipih dilapisi daun suji.
Kipo dibuat kali pertama oleh Bu Djito sejak tahun 1946. Namun, kue ini mulai dikenal masyarakat setelah Bu Djito menyertakan kue kipo dalam pemeran kue tradisional pada tahun 1980-an. Kini, kipo banyak ditemui di pasar-pasar tradisional di Yogyakarta. Utamanya, kipo dapat ditemui di Pasar Legi Kota Gede. Kipo dijual secara kemasan satu porsi. Seporsinya berisi 5 buah. Harganya tidak mahal, tidak lebih dari Rp5.000. (Fre)
BACA JUGA: