Cara Lebih Sehat Konsumsi Asinan Betawi untuk Buka Puasa, Pisahkan Kacang dan Sayurnya


Bila disantap dengan cara tertentu, asinan betawi dapat lebih sehat. (Foto: YouTube/Endeus.tv)
MerahPutih.com - Asinan Betawi, siapa tak suka? Menu campuran budaya Betawi dan Tionghoa ini terdiri dari sayur segar, kacang, kerupuk mi kuning, dan saus kacang. Segar disantap selagi berbuka puasa ramadan.
Selain segar, bila disantap dengan cara tertentu, asinan betawi dapat lebih sehat. Dokter spesialis gizi klinik, Adelina Haryono, menyarankan masyarakat untuk memisahkan sayur dan bumbu kacang dalam asinan betawi jika ingin menyantapnya untuk berbuka puasa.
"Kacang yang digunakan untuk bumbu kacang biasanya digoreng terlebih dahulu sehingga kandungan lemak jenuhnya semakin tinggi," kata Adelina, seperti dikutip Antara (18/3).
Adelina juga menyarankan agar membatasi jumlah kerupuk karena muatan kalorinya yang besar dan lemak jenuh yang tinggi.
Baca juga:
Awas Kalori Berlebih, Jangan Kebanyakan Makan Kerupuk saat Buka Puasa
Selain itu, ada pula pembatasan terhadap gula merah yang dimasukkan ke sajian. Konsumsi gula merah berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah tubuh secara cepat.
"Hal ini penting untuk diketahui, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan kendali gula darah yang ketat, misalnya, penyandang diabetes," ujar Adelina yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.
Sementara itu, dokter spesialis gizi klinik di RS Koja, Veronica Wijaya, mengingatkan masyarakat agar tak mengonsumsi hidangan mengandung cuka dalam kondisi perut kosong dan makanan yang digoreng. Sebab, keduanya dapat memicu masalah lambung.
Untuk sajian khas Betawi lainnya seperti es selendang mayang dan bubur pacar cina, Veronica berpendapat masyarakat dapat menyantapnya asalkan tetap mengacu asupan gula harian seperti anjuran Kementerian Kesehatan.
"Yakni tak lebih dari empat sendok makan per hari," katanya.
Kemenkes juga menyarankan masyarakat membatasi konsumsi garam dan lemak per hari, yakni 2.000 miligram natrium atau 5 gram atau 1 sendok teh garam (natrium/sodium). Sedangkan lemak sebanyak 67 gram atau 5 sendok makan minyak goreng.
Konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatandi antaranya obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan jantung. (*)
Baca juga:
Cegah Diabetes, Ini Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Versi Kemenkes
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut

Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda

Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber

Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B

Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis

Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah

Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar

'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
