Lukisan Kesibukan Jalanan Jakarta dalam Pameran Tunggal Emte ‘REST.LESS.NEST: Life in a Megacity’
Selasa, 22 Oktober 2024 -
MERAHPUTIH.COM - LUKISAN penjaja kopi starling, penjual sayur yang menggunakan motor, hingga kerepotan pengendara motor yang berboncengan bersama tumpukan barang di depan dan belakang ialah beberapa karya Emte yang dipamerkan dalam REST.LESS.NEST: Life in a Megacity. Ini merupakan pameran tunggal ilustrator Indonesia ini yang digelar di Kunstraum Traube, galeri di Muhltal-Traisa, Jerman.
REST.LESS.NEST: Life in a Megacity menampilkan lebih dari 50 gambar dan lukisan cat air yang mengilustrasikan kehidupan di Jakarta. Sebagai seniman yang lahir, tumbuh besar, dan bekerja di Jakarta, Emte menangkap beragam sudut pandang dan pengalaman dari sesama warga Jakarta yang menghabiskan banyak waktu mereka di jalanan dan terjebak di kemacetan.
Menurut Emte, jalanan ibarat rumah kedua buat warga Jakarta. Setiap hari, warga berkendara ke stasiun terdekat, naik bus atau kereta, kemudian naik ojek, karena memang motorlah alat tercepat buat keliling kota. “Rasanya kita lebih banyak bekerja dan beristirahat di jalanan, bukan di kantor atau di rumah,” kata Emte dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com.
Emte dikenal melalui kejenakaannya bermain warna, berbahasa visual, dan mengulik ‘plesetan’ kata. Ia mengungkapkan niatnya untuk merayakan kekuatan masyarakat penghuni kota lewat karya. “Saya sadar kehidupan yang ‘tua di jalan’ seperti ini memang tidak ideal. Inilah alasan judul pamerannya bergulir seputar permainan kata ‘restlessness’ (kegelisahan) dan ‘nest’ (sarang/rumah). Namun, yang ingin saya soroti di sini ialah orang-orang biasa yang menemukan caranya untuk bertahan hidup. Merekalah jiwa Jakarta,” imbuhnya.
Baca juga:
REST.LESS.NEST: Life in a Megacity menandai pameran tunggal perdana Emte di Jerman. Menurut Direktur dan Pemilik Galeri Kunstraum Traube Volkmar Hoppe, kolaborasi bersama Emte ini sejalan dengan misi galeri untuk memberikan wadah pertukaran internasional. “Kami sangat bangga bisa menampilkan karya-karya Emte di galeri kami. Saya pikir ini kesempatan luar biasa untuk memperkenalkan audiens kami kepada seniman internasional – sekaligus konteks yang melatarbelakangi praktik mereka,” kata Hoppe.
Lebih jauh ia mengatakan permasalahan Kota Jakarta sangat kompleks dan berbeda dengan kondisi yang ia alami di Jerman. Namun, melalui pengamatan Emte yang sangat personal, menurutnya, semua bisa terinspirasi dengan cara-cara kreatif para seniman dalam mengangkat isu-isu sosial dari sekitar mereka.
Emte terlahir dengan nama Mohammad Taufiq pada 1979. Ia merupakan seniman dan ilustrator yang banyak bekerja dengan medium cat air. Ciri khasnya ialah goresan dan semburan yang menonjolkan karakteristik medium cat air sebagai medium yang tak terduga dan mustahil dikendalikan sepenuhnya oleh sang seniman.
Lahir dan tumbuh besar di Jakarta, Emte memiliki gelar sarjana Desain Komunikasi Visual dari Institut Kesenian Jakarta. Ia mengawali kariernya sebagai seniman komik, ilustrator, dan perancang grafis untuk majalah, buku, dan beragam format publikasi lainnya.
Karya-karyanya yang meleburkan berbagai referensi dari musik, budaya pop, serta humor. Dalam proyek-proyek pribadinya, Emte juga tertarik mengeksplorasi isu urban dan potret kehidupan.(*)
Baca juga:
Pameran 'The World of Studio Ghibli' di Singapura Resmi Dibuka