Lestarikan Sandiwara Sunda, Seniman Miss Tjitjih Hidup Prihatin

Selasa, 01 Maret 2016 - Eddy Flo

MerahPutih Budaya - Berada di belakang Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Cempaka Baru, Jakarta, keadaan rumah tinggal pemain Sandiwara Sunda Miss Tjitjih nampak begitu sederhana. Dengan luas bangunan rumah 3x6 meter, menjadi sumpek ketika beberapa helai pakaian dijemur di depan pintu dan ujung lorong bangunan.

Selain menyajikan bangunan dan cat seadanya, penghuni juga disesakkan dengan tidak adanya lokasi bermain anak. Sehingga, banyak bocah kecil berlarian di lorong bangunan dua lantai itu. Meskipun berada dalam kondisi yang memprihatinkan, para pegiat seni itu tetap optimis menatap masa depan.

Adapun rumah tersebut merupakan pemberian Pemrov DKI Jakarta untuk para pemain sandiwara yang masih aktif dalam kegiatan Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. Hadiah yang merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap laskar penjaga Kesenian Sunda.

"Rumah ini sudah ada sekitar tahun 90-an akhir," ucap Sambas atau yang lebih akrab disapa Aco (38), penghuni rumah tinggal sandiwara, Jalan Cempaka Baru Timur, Gang Kabel Pendek, Jakarta, Senin (1/3).

Rumah 20 pintu itu, jelas terasa sangat sempit. Pasalnya, dalam satu pintu dihuni oleh beberapa kepala keluarga (KK). Seperti yang dikatakan Aco, kekurangan tersebut merupakan kendala lain yang dihadapi oleh para pegiat seni Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. "Rumah masih sangat kurang. Dalam satu atap saja bisa diisi 2-3 KK," kata Aco.

Meski demikian, Aco dan juga pegiat seni lainnya tetap mensyukuri ihwal demikian. Selain dapat tempat untuk berteduh, ilmu pengetahuan, keahlian, dan juga materi bisa mereka dapatkan dari kegiatan seninya. "Kami tidak dikenakan biaya sepeser pun. Alhamdulillah, dan sangat bersyukur. Meski tetap ada harapan agar rumah ditambah," ungkap dia.

Untuk mengatasi beludaknya penghuni, para pegiat juga menerapkan sebuah sistem yang baru kali ini mulai digalakkan, yakni prioritas tempat bagi para pegiat seni yang masih aktif. Karena seperti yang dijelaskan oleh Aco, ada juga beberapa yang tinggal di sana sudah tidak aktif lagi.

Dan seharusnya, mereka bisa memberikan rumah itu bagi yang masih aktif. "Hal itu yang baru akan kami galakkan. Di sini, selain menjunjung tinggi profesionalisme, tingkat kesadaran juga harus tinggi. Kalau sudah tidak aktif lagi, ya keluar. Mempersilakan yang masih aktif untuk tinggal di asrama," tegasnya. (Ard)

BACA JUGA:

  1. Pantai Sundak, Tempatnya Wisata Pantai dan Kuliner Laut
  2. Pepes Ayam Kemangi, Kuliner Sunda yang Bikin Ketagihan
  3. Nasi Tutug Oncom, Kuliner Sunda yang Jadi Favorit
  4. Nyanyikan Lagu Sunda, Isyana Deg-degan
  5. Sambut Natal, Gereja Pasundan Depok Kumpulkan Sampah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan