Layang-Layang, Permainan Tradisional Favorit Semua Kalangan

Sabtu, 12 Maret 2016 - Selvi Purwanti

MerahPutih Budaya – Di zaman yang serba modern pada saat ini, sudah jarang sekali kita melihat anak-anak kecil yang masih memainkan permainan tradisional. Perkembangan teknologi yang sudah cukup maju membuat minat anak-anak terhadap permainan tradisional mulai menghilang.

Miris memang jika dilihat, padahal ada banyak sekali permainan tradisional yang sangat menarik dan seru jika dimainkan bersama –sama. Salah satunya yakni Layang-Layang.

Layang-layang atau biasa disebut dengan layangan merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali ataubenang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya dan dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan.

Selain menjadi salah satu permaianan yang sering dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa, Layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual yakni sebagai alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.

Terdapat berbagai tipe Layang-Layang permainan, di Sunda Layang-Layang dikenal dengan istilah maen langlayangan. Meskipun yang paling umum adalah layang-layang hias jika dalam bahasa Betawi disebut koang dan Layang-Layang aduan laga.

Selain itu, ada pula Layang-Layang yang diberi sendaringan dan dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena kuatnya angin berhembus pada saat itu akan membuat Layang-Layang terbang dengan tinggi.

Di beberapa daerah Nusantara, Layang-Layang juga dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-Layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu, kemudian diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga beberapa bentuk Layang-Layang tradisional asal Bali berkembang dari Layang-Layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.

Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempatlain di Indonesia, Layang-Layang digunakan sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail.

Sedangkan di Pangandaran dan beberapa tempat lain misalnya, Layang-Layang dipasangi jerat yang berguna untuk menangkap kalong atau kelelawar.

Penggunaan Layang-Layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik.

Layang-Layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan “menarik” kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar di laut.

BACA JUGA:

  1. Kelereng, Permainan Tradisional yang Mulai Dilupakan
  2. Permainan Tradisional Tak Lagi Digemari Anak-Anak di Kampung Dolanan
  3. Kampung Dolanan Yogyakarta Bertahan dari Gempuran Mainan Modern
  4. Museum Gunung Merapi Wisata Edukasi di Yogyakarta
  5. Sate Kere Bu Suwarni Digemari Berbagai Kalangan di Yogyakarta

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan