Kutip Trisila dan Ekasila Bung Karno, Teno Ingin Bumikan Gotong Royong Bukan Ubah Pancasila
Sabtu, 03 Oktober 2020 -
MerahPuti.com - Publik digegerkan dengan potongan vidio tentang Trisila dan Ekasila yang merupakan gagasan Sukarno saat menyampaikan pidato dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosa-kai pada 1 Juni 1945.
Trisila dan Ekasila tersebut disampaikan kembali Calon Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo, yang berpidato saat Deklarasi Damai yang digelar KPUD Kota Pasuruan. Teno saat itu menyampakan konsepsi tentang Gotong Royong untuk membangun kota dengan mengutip intisari pidato Bung Karno saat sidang BPUPKI tersebut.
Namun, beredarnya potongan vidio tersebut, disalah artikan dengan akan mengganti Pancasila. Padahal, tidak satu katapun yang terucap dari paslon nomor urut 2 itu tentang idenya mengganti Pancasila. Bahkan pidatonya tersebut, tidak memaparan visi dan misi tetapi mengajak warga Kota Pasuruanmenciptakan situasi yang aman, kondusif, dan adem ayem pada Pilkada Kota Pasuruan 9 Desember 2020.
Baca Juga:
KPU Ingatkan Kampanye Jangan Sampai Jadi Media Penyebaran COVID-19
Teno menegaskan, saat deklarasi kampanye damai yang diadakan KPU di Hotel Horison 26 September 2020, setiap paslon diberi kesempatan untuk sambutan, dirinya memilih konsepsi gotong royong sebagai dasar pembangunan Kota Pasuruan.
Konsepsi ini, tegas ia, tidak didapat di sembarang tempat. Konsepsi itu, merupakan pemikiran proklamator Indonesia.
"Hasil ekstraksi dari narasi besar kebangsaan. Gotong-royong menjadi sebuah pondasi besar bagi sumbangsih berbangsa dan bernegara. Karena gotong royong mengandung banyak unsur yang hidup di tengah masyarakat, ” jelasnya.

Dalam konsep gotong royong, tegas ia, bisa menemukan nilai nilai ketuhanan, kemanusian, kebangsaan dan nilai sosoal.
"Karena sekali gali, konsep gotong royong Bung Karno itu digali dari sejarah panjang peradaban bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia menilai justri pihak-pihak yang menyerangnya dengan potongan vidio dan menghasut atau menuduhnya ingin mengubah Pancasila, merupakan pihak yang justru ingin mengubah dasar negara yang tidak senang masyarakat Kota Pasuruan hidup aman, nyaman, tentram, rukun, berdampingan dalam bingkai kebhinnekaan.
Baca Juga:
Gerindra Solo Datangkan Sandiaga Uno Sebagai Jurkam, Gibran: Pilkada Solo Makin Meriah