Kudus Fashion Week 2024 Tonjolkan Caping Kalo sebagai Ikon Budaya Daerah
Kamis, 26 September 2024 -
MerahPutih.com - Momen hari jadi Kabupaten Kudus ke-475 tahun ini semakin istimewa dengan hadirnya Kudus Fashion Week 2024.
Ajang yang diinisiasi oleh PT Nojorono Tobacco International dan Pemkab Kudus itu, mengusung tema "Kudus: The Icon of Caping Kalo". Festival itu berlangsung selama tiga hari yang dimulai pada Kamis (19/9) lalu.
Kudus Fashion Week 2024 menampilkan rangkaian pagelaran busana dengan Caping Kalo, lomba fotografi, dan videografi, yang terbuka untuk masyarakat umum.
Direktur PT Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata, mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksananya Kudus Fashion Week 2024 di acara hari jadi Kabupaten Kudus ke-475.
”Nojorono Kudus terus berkomitmen untuk melestarikan salah satu warisan budaya khas Kabupaten Kudus, yakni Caping Kalo. Semoga dengan adanya Kudus Fashion Week 2024 ini, masyarakat Kabupaten Kudus makin mengenal dan mencintai budaya khas Kudus khususnya caping kalo,” ujar Arief dalam keterangan resminya.
Baca juga:
Angkat Budaya Solo, Bayu Skak Siap Hadirkan Film 'Cocote Tonggo'

Tak hanya itu, kemeriahan perayaan juga didukung dengan penampilan musik tradisional dan modern, hingga menjadi wadah bagi para pengrajin lokal hingga UMKM dan binaan Yayasan Karya Bakti Nojorono (YKBN), seperti Alammu Parijotho, Teh Daun Kelor, dan Kerajinan Eceng Gondok.
Kudus Fashion Week 2024 juga dihadiri oleh Pj Bupati Kudus, M. Hasan Chabibie. Dalam kesempatan itu, Chabibie menyampaikan, Caping Kalo yang awalnya hanya digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, kini mulai bertransformasi dan dimodifikasi lebih kekinian di dunia fashion.
"Caping kalo terlihat sangat cocok dipadukan dengan kostum apapun, mulai dari kebaya hingga outfit kekinian. Ini menunjukkan bahwa Caping Kalo memiliki potensi yang sangat layak dipromosikan lebih maksimal," katanya.
Baca juga:
Pakaian Adat Khas Indonesia, Ada 11 Busana Tradisional dan Penjelasannya
Kudus Fashion Week 2024 diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan budaya Caping Kalo, sekaligus mendorong potensi budaya dan kreativitas masyarakat Kudus kepada khalayak yang lebih luas.
Tak hanya menjadi simbol kebanggaan daerah, tetapi juga membuka peluang bagi para pelaku industri kreatif lokal untuk berkembang dan berinovasi ke depannya. (*)