Krisis Pasokan Gas di Eropa Meningkat

Jumat, 13 Mei 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Dampak perang yang terjadi di Ukraina, mulai meluas pada pasokan energi di Uni Eropa. Moskow telah memberlakukan sanksi pada anak perusahaan Eropa Gazprom setelah Ukraina menghentikan rute transit gas utama.

Harga gas telah melonjak dengan patokan utama Eropa naik 12 persen karena pembeli gelisah oleh meningkatnya ancaman terhadap pasokan energi ini, mengingat ketergantungannya yang tinggi berbagai negara Eropa pada Rusia.

Baca Juga:

Bertemu DPR dan Kongres AS, Jokowi Bicara Dampak Perang di Ukraina

Sebelumnya, Moskow telah menangguhkan pasokan ke Bulgaria dan Polandia. Kondisi saat ini, dikabarkan, negara-negara berlomba untuk mengisi cadangan gas yang semakin menipis sebelum musim dingin.

Rusia memberlakukan sanksi Rabu (11/5/2022) malam terutama pada anak perusahaan Eropa Gazprom termasuk Gazprom Germania, sebuah bisnis perdagangan, penyimpanan dan transmisi energi yang ditempatkan Jerman di bawah perwalian bulan lalu untuk mengamankan pasokan.

Rusia juga menempatkan sanksi pada pemilik bagian Polandia dari pipa Yamal-Eropa yang membawa gas Rusia ke Eropa.

Jerman, klien utama Rusia di Eropa, mengatakan beberapa anak perusahaan Gazprom Germania tidak menerima gas karena sanksi tersebut.

"Gazprom dan anak perusahaannya terpengaruh. Ini berarti beberapa anak perusahaan tidak lagi mendapatkan gas dari Rusia. Tapi pasar menawarkan alternatif," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck kepada majelis rendah Bundestag.

Tank tempur utama Rusia T-90M Proryv yang dihancurkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina terlihat di dekat desa Staryi Saltiv, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di wilayah Kharkiv, Ukraina 9 Mei 2022. ANTARA/REUTERS/Vitalii Hnidyi
Tank tempur utama Rusia T-90M Proryv yang dihancurkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina terlihat di dekat desa Staryi Saltiv, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di wilayah Kharkiv, Ukraina 9 Mei 2022. ANTARA/REUTERS/Vitalii Hnidyi

Gazprom mengatakan tidak akan lagi dapat mengekspor gas melalui Polandia melalui pipa Yamal-Eropa setelah sanksi terhadap EuRoPol Gaz, yang memiliki bagian Polandia.

Pipa tersebut menghubungkan ladang gas Rusia di Semenanjung Yamal dan Siberia Barat dengan Polandia dan Jerman, melalui Belarusia, dan memiliki kapasitas 33 miliar meter kubik (bcm), sekitar seperenam dari ekspor gas Rusia ke Eropa.

Sementara itu, Jepang dan Uni Eropa sepakat memperkuat kerja sama untuk menangani Rusia. Tokyo bergabung dengan Uni Eropa dan Grup 7 (G7) untuk menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Rusia, yang membatasi kemampuan Moskow untuk mengekspor minyak dan gasnya.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dan PM Kishida saat konferensi gabungan di Tokyo mengatakan, akan melanjutkan pembicaraan mengenai strategi memaksimalkan kemitraan untuk menangani Rusia di sejumlah sektor seperti energi.

"Kami menyambut baik sikap Jepang yang semakin tangguh terhadap Rusia," kata von der Leyen di awal pertemuan dikutip Antara. (*)

Baca Juga:

Isu Perang Rusia Ukraina Jadi Ujian Kepemimpinan Indonesia Dalam G20

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan