Kreatifnya Warga Korea Selatan saat Berdemo
Kamis, 12 Desember 2024 -
MERAHPUTIH.COM - KOREA Selatan diwarnai aksi demonstrasi di beberapa tempat. Aksi demontransi itu menuntut pengunduran diri Presiden Yoon Suk-yeol setelah kekacauan deklarasi darurat militer yang ia timubulkan pada Selasa (3/12). Alih-alih menggelar aksi yang konvensional, warga Korsel menambahkan elemen menyenangkan dan kreatif ke dalam aksi mereka.
Awalnya, aksi yang dimulai pekan itu menyerukan penyalaan lilin. Namun, menjaga lilin tetap menyala di cuaca musim dingin Kota Seoul bukan perkara mudah. Dari sini, muncullah banyak orang berbagi ide secara daring tentang berbagai alat protes untuk menggantikan lilin.
Para penggemar K-pop, misalnya. Mereka beramai-ramai menggelar aksi di depan Majelis Nasional di Kota Seoul. Dengan membawa lightstick idola mereka. Seperti dilansir The Korea Times, para perempuan muda berusia 20-an dan 30-an, penggemar grup K-pop, termasuk SHINee, NCT, NewJeans, dan Seventeen, bergabung dalam aksi tersebut sambil memegang lightstick. Mereka bernyanyi dan meneriakkan slogan-slogan.
Lightstick merupakan merchandise resmi idola K-pop. Para penggemar mengoleksi lightstick yang harganya antara USD 30 (sekira Rp 450 ribu) dan USD 50 (Rp 750 ribu). Tongkat dengan lampu menyala meriah ini biasanya digunakan untuk menyemangati idola mereka saat konser atau fan meet.
Baca juga:
Ketika Lightstick Bikin Warga Korea Selatan Bersatu Dukung Pemakzulan Presiden
Ribuan lightstick terlihat saat sidang pleno Majelis Nasional dimulai pada Jumat (6/12) sekitar pukul 17.00. Lightstick nan menyala meriah, seolah menyemangati para legislator yang tengah bertugas. Para peserta demo membawa lightstick mereka untuk mewaranai protes tersebut, mengubahnya menjadi sesuatu yang mirip dengan festival musik K-pop.
Tren ini telah berkembang selama seminggu selama aksi menyalakan lilin setiap hari yang diadakan di depan Majelis Nasional. Aksi itu diadakan setelah deklarasi darurat militer oleh presiden pada Selasa (3/12) malam.
"Para penggemar K-pop di seluruh negeri, silakan bawa lightstick kalian ke aksi unjuk rasa. Kami akan mengadakan konser cahaya lilin untuk kalian,” bunyi pengumuman dari Candlelight Action (@candlemove), sebuah kelompok masyarakat yang mengorganisasi aksi tersebut pada Kamis (6/12) di media sosial mereka.
Seorang peserta akasi bermarga Cho, 24, mengatakan lightstick menggantikan cahaya lilin yang dengan mudah dipadamkan. “Ketika pemakzulan Presiden Park Geun-hye, beberapa anggota parlemen mengatakan, 'Cahaya lilin akan padam ketika angin bertiup’. Jadi itulah alasanku membawa lightstick ini. Tidak mungkin ada orang yang bisa mematikannya," ujar penggemar NCT yang mendekorasi lightstick miliknya dengan tulisan ‘pemakzulan’.
Selain lightstick warga Korsel juga mengembangkan ide kreatif lain sebagai pengganti lilin. Seorang pengguna X membagikan video bola lampu LED Natal buatan sendiri yang dirajut di telapak tangannya dan dipasang pada genta berbentuk tangan. Video ini telah disebarkan ulang lebih dari 20.000 kali. Pengguna lain mengunggah foto-foto obor buatannya sendiri dengan menggulung bohlam Natal dalam spatula sepatu, sebuah alat bantu untuk memasang sepatu.
Dalam pencarian akan ‘sesuatu yang terang yang terlihat bergoyang’, seperti cahaya lilin, warganet lain merekomendasikan tongkat pengaman bercahaya yang dijual di Daiso atau mainan Lightsaber dengan berbagai desain yang dijual di internet.
Sementara itu, aksi kreatif lain digelar dalam suasana 'duka'. Ya, para pemrotes menggelar upacara pemakaman di depan untuk partai yang berkuasa di depan kantor pusat mereka di Yeouido, Seoul, Rabu (11/12) pukul 11.00 waktu setempat.
Di antara lebih dari 200 peserta yang berperan sebagai pelayat berpakaian hitam, beberapa orang mengenakan pita putih dan menyatakan bahwa mereka ialah karangan bunga manusia yang sedang dikuburkan. Mereka berbaris untuk mempersembahkan 105 bunga krisan di depan potret hitam-putih partai tersebut. Jumlah itu yang mewakili 105 anggota parlemen berkuasa yang menolak memberikan suara pada mosi pemakzulan pada Sabtu (7/12). Semua yang terjadi dalam aksi protes itu meniru kebiasaan pemakaman.
Mereka yang berunjuk rasa ini memvonis Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa ‘mati secara politik’ dan menuntut pembubarannya. Partai itu melakukan boikot dalam pemungutan suara pada Sabtu lalu di Majelis Nasional untuk memakzulkan Presiden Yoon Suk-yeol.
"Partai Kekuatan Rakyat mengabaikan pengkhianat Suk-yeol dengan tidak hadir dalam pemungutan suara pada 7 Desember dan gagal mencegah tindak lanjut yang tak terduga, mendorong rakyat ke dalam kecemasan," kata direktur pemakaman yang berbasis di Daejeon bermarga Cha, 29.
"Protes kami akan menyenangkan dan keren, seperti konser. Itulah mengapa kami akan kembali lagi besok dan mengundang lebih banyak orang untuk bergabung dengan kami. Datang dan saksikanlah,” tegas salah seorang penggemar K-pop yang ikut dalam aksi, Heo.(dwi)
Baca juga:
Protes Kekacauan Darurat Militer, Warga Korsel Gelar Upacara Pemakaman di Jalanan