KPI Angkat Bicara Soal Sanksi Siaran Langsung Lamaran Atta dan Aurel

Kamis, 01 April 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

PROSESI lamaran pasangan artis ternama Atta Halilitar dan Aurel Hermansyah yang disiarkan secara langsung beberapa waktu lalu, menjadi perbincangan publik. Mengenai hal itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) angkat bicara.

Di satu sisi, rencana pernikahan dua selebritas muda tersebut disambut gembira oleh para penggemarnya. Tapi, di sisi lain acara tersebut menuai kritik lantaran disiarkan secara langsung di televisi dengan menggunakan frekuensi publik.

Baca Juga:

KNRP Tolak Tayangan Langsung Pernikahan Atta-Aurel

"Apakah pemanfaatan frekuensi publik untuk konten privat boleh atau tidak, harus dilihat seperti apa kontennya," ujar Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, seperti yang dikutip dari laman Antara.

laporan yang masuk ke KPI soal tayangan lamaran tersebut cukup tinggi. (Foto: instagram/@Aurelie.hermansyah)

Mulyo menambahkan laporan yang masuk ke KPI soal tayangan tersebut cukup tinggi. Setelah mengadakan rapat pleno, pihak KPI akhirnya memberikan sanksi berupa peringatan keras kepada stasiun televisi yang menayangkan acara lamaran itu.

Baca Juga:

2021 Belum Aman Gelar Pesta Pernikahan

Mulyono mengatakan tidak ada di dalam aturan penyiaran, yang menyatakan sanksi administrasi berupa teguran, atau pembinaan bila didapati adanya pelanggaran. "Kami pada waktu itu memanggil dan meminta pertanggungjawaban," ucap Mulyo.

Lebih lanjut Mulyono menuturkan bahwa KPI pun menerima usulan mengenai konten serupa agar tak lantas semata-mata direkam apa adanya, kemudian disiarkan live dan tidak bermanfaat bagi publik.

KPI meminta stasiun televisi untuk memperhatikan durasi sebuah acara. (foto: instagram @aurelie.hermansyah)

Namun, Mulyo menilai bila seorang tokoh terkenal menikah, ada potensi diliput media massa atau masuknya iklan. Dia berharap, apabila terjadi seperti itu, ada penjelasan tentang tata cara pernikahan, khususnya yang berkaitan dengan tradisi daerah.

Seperti halnya saat tayangan acara siraman, salah satu tradisi di daerah Jawa sebelum menikah. Mulyo menyarankan stasiun televisi menyediakan komentator yang paham budaya Jawa agar dapat menjelaskan filosofi di setiap tahapan. Dengan begitu, menurut Mulyo, isi acara tersebut menjadi pengetahuan bagi masyarakat.

Sementara itu, KPI meminta stasiun televisi untuk memperhatikan durasi sebuah acara. Menurut aturan yang tertulis di Industri penyiaran, tidak lebih dari dua jam. (ryn)

Baca Juga:

Diet Dulu Sebelum Hari Pernikahan, Begini Caranya

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan