Kiprah Paulus Waterpauw Yang Bakal Menyandang Jenderal Bintang Tiga Polisi
Jumat, 19 Februari 2021 -
MerahPutih.com - Putra asli Papua, Irjen Paulus Waterpauw mendapatkan posisi strategis menjadi Kabaintelkam Polri. Dengan begitu, ia bakal menyandang pangkat jenderal bintang tiga pertama yang berasal dari Papua.
Sedangkan jabatan Kapolda Papua akan diisi oleh Brigjen Mathius D. Fakhiri yang sebelumnya menjabat Wakapolda.
Paulus Waterpauw diketahui lahir di Fakfak, Papua Barat pada 25 Oktober 1963. Lulusan Akpol 1987 ini memang berpengalaman dalam bidang intel.
Baca Juga:
Kapolda Papua Minta Aparat Desa Jangan Beri Dana ke KKB
Berdasarkan data, Paulus Waterpau mengenyam pendidikan Daspa Intel pada 1996, Palan Intel pada 1997, dan Pa Opsnal Intel pada 1999. Ia diketahui pindah dari Papua ke Surabaya pada usia 10 tahun.
Ia menyelesaikan pendidikan dari SD hingga SMA di Surabaya, Jawa Timur, sampai akhirnya ia mengenyam pendidikan di Akademi Kepolisian. Pada 1987, Paulus Waterpau menyelesaikan pendidikannya di Akademi Kepolisian berbarengan dengan mantan Kapolri yang kini Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Setalah lulus dari Akademi Kepolisian, ia bertugas di Surabaya sebagai Pamapta Polresta Surabaya. Setahun kemudian, suami dari Roma Megawanti Pasaribu tersebut dipercaya menjadi Wakasat Serse Polresta Surabaya Timur pada 1988, lalu Kanit Interkrim Sat IPP Polwiltabes Surabaya tahun 1990, dan Kasat Intelpam Polres Mojokerto pada 1992.
Setelah lama bertugas di Jawa Timur, Paulus Waterpauw akhirnya dipindah ke Kalimantan Tengah menjabat sebagai Kasat Ops Puskodalops Polda Kalteng pada 1997. Waterpauw lantas menjadi Paban Muda Pada Paban IV/Kam Sintel Polri.
Akhirnya ia pun banyak bertugas di wilayah Polda Metro Jaya. Pada tahun 2000, ia dipercaya menjadi Kapolsek Metro Menteng, Jakarta Pusat. Masih pada tahun yang sama, ia kemudian dipercaya menjadi Kapuskodal Ops Polres Jakarta Pusat, lalu Wakapolres Tangerang pada 2001.
Setelah itu, ia menjadi perwira menengah Sespim Dediklat Polri dalam rangka pendidikan pada 2002. Selepas menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke kampung halamannya menjadi Kapolres Mimika Polda Papua pada 2002.

Tiga tahun kemudian, ia pun dipercaya menjadi Kapolres Jayapura Kota Polda Papua pada 2005. Karirnya kian moncer, pada 2006 Paulus Waterpau dipercaya menjadi Dir Reskrim Polda Papua.
Kemudian pada 2009, ia kembali ke Jakarta menjadi penyidik utama TK II Dit III/Kor dan WWC Bareskrim Polri. Setahun kemudian, ia kembali menjalani pendidikan dan selesai pada 2010.
Setelahnya, pria yang memiliki tiga anak tersebut dipercaya menjadi Wakapolda Papua pada 2011. Lalu berturut-turut menjadi Kapolda Papua Barat pada 2014, Kapolda Papua pada 2015, dan akhirnya kembali bertugas di Jakarta menjadi Wakabaintelkam Polri pada 2017.
Tidak lama menjadi Wakabaintelkam, masih pada tahun yang sama ia dipercaya menjadi Kapolda Sumatra Utara. Kemudian ia kembali ke Jakarta menjadi Tenaga Ahli Bidang Hukum dan HAM Lemhannas RI pada 2018.
Ia kemudian menjadi Analis Kebijakan Utama bidang Sespimti Sespim Lemdiklat Polri pada 2018 sampai akhirnya kembali ditugaskan menjadi Kapolda Papua pada 2019 hingga saat ini.
Hampir empat tahun menjadi Kapolda Papua, fokus yang hadapi Paulus adalah kelompok kriminal bersenjata. Ia terus melakukan berbagai pendekaran dengan komunikasi pada mereka.
Menurut Waterpauw, Pemda di Papua yang wilayahnya menjadi basis KKB, perlu menjalin komunikasi dengan baik bersama para tokoh setempat.
Waterpauw menyebutkan sejumlah daerah seperti Tolikara dan Lanny Jaya, pemerintah daerahnya berhasil membangun komunikasi dengan baik bersama KKB. Sehingga ada ruang terbuka pada para pelaku atau kelompok untuk memahami situasi.
"Dengan begitu ada ruang terbuka untuk berkomunikasi antara kelompok seberang dan pemerintah daerah," kata Waterpauw.
Ia mengakui upaya penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata tak gampang. Hingga saat ini. Paulus menegaskan, tengah mencari strategi atau SOP yang baik. (Knu)
Baca Juga:
Ini Wejangan Paulus Waterpauw kepada Boy Rafli