Khawatir Rusak, Ikatan Arkeologi Indonesia Minta Konser Jogjarockarta Dipindah dari Prambanan
Rabu, 27 September 2017 -
IKATAN Arkeologi Indonesia (IAI) memprotes keras pelaksanaan konser Jogjarockarta International Rock. Mereka meminta Rajawali Indonesia Commnication selaku pengelola acara untuk memindahkan lokasi acara. Sedianya konser ini akan diselenggarakan di halaman Candi Prambanan pada Jumat - Sabtu, 29-30 September 2017.
Ketua umum IAI, Djuwita Ramelan menjelaskan pelaksanaan konser musik kencang ini bisa membahayakan dan merusak candi. Ia memaparkan berdasarkan hasil kajian Tim Balai Konservasi Borobudur, Konser Prambanan Jazz yang diselenggarakan pada 20-21 Agustus 2017 lalu saja tingkat kebisingan sudah melebihi ambang batas yang sudah ditentukan.
"Tingkat kebisingannya sudah di atas 60 dB. Tingkat getaran 0,04 mm/detik. Sementara ambang batas untuk getaran bangunan kuno/bersejarah sebesar 2 mm/detik," ujar Djuwita melalui keterangan pers di Yogyakarta, Rabu (27/9).
Hal ini menurutnya dapat menghasil efek merusak pada struktur ikatan batuan candi. Selain itu IAI menilai tidak sepantasnya bangunan warisan budaya dunia serta tempat beribadah umat beragama ini dijadikan lokasi konser musik.
"Kompleks Candi Prambanan merupakan situs agama yang memiliki nilai sakral bagi umat Hindu. Secara etika seharusnya pihak penyelenggara memperhatikan nilai kesucian yang dapat menyinggung perasaan beragama umat beragama," bebernya.
IAI mendesak pemerintah dan pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sebagai pengelola halaman Candi membatalkan izin penyelenggaraan kegiatan yang telah dikeluarkan.
Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya pada artikel Unik, 8 Pasang Manten Ini NIkah Bareng Di Atas Mobil Damkar
.