Kepala BNPT Ungkap Modus Paham Radikalisme dan Intoleran Dibawa dari Luar Negeri
Kamis, 03 Desember 2020 -
Merahputih.com - Upaya pencegahan sebagai antisipasi masuknya nilai radikalisme baik yang bersifat intoleran maupun terorisme perlu dilakukan oleh seluruh pihak. Hal ini untuk menjaga generasi muda yang menjadi incaran kelompok terorisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Boy Rafli Amar menjelaskan ideologi radikal yang intoleran. Serta menggunakan kekerasan massif digaungkan oleh tokoh terorisme global.
"Ini kemudian mempengaruhi perkembangan radikal terorisme di kawasan regional dan nasional," kata Boy dalam keteranganya, Kamis (3/12).
Baca Juga:
Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Kepala BNPT Datangi Ulama Hingga Pesantren
Gelombang tersebut menempatkan generasi muda sebagai pihak rentan terpapar. Apalagi dengan adanya transisi metode infiltrasi yang dulunya dilakukan secara konvensional hingga digital seperti kondisi saat ini.
“Pergerakan kelompok teror ini tidak bisa dipandang remeh, " ungkap Boy.
Mantan Kapolda Banten dan Papua ini menambahkan, ideologi kekerasan terorisme yang dibawa ke Indonesia cirinya yakni seolah memperjuangkan misi agama. "Ini karena ajaran tersebut dikembangkan penerus-penerusnya,” ujar dia.
Hal tersebut menunjukkan adanya kerapuhan pertahanan ideologi dari generasi muda. Sehingga, diperlukan penguatan pertahanan diri generasi muda yang terdiri dari narasi agama dan nasionalisme yang seimbang.
"Sehingga generasi muda dapat membedakan ajakan yang bersifat merusak nilai-nilai kebangsaan," terang dia.
Baca Juga:
Semua elemen harus menjaga dan membekali generasi penerus bangsa dengan nilai kebangsaan. Jangan sampai mereka bisa menganggap tawaran aksi kekerasan sebagai bagian dari agama.
"Ini agar senantiasa juga memegang teguh 4 pilar kebangsaan titipan warisan luhur pendiri bangsa,” ujar jenderal polisi ini. (Knu)