Kemenag Berikan Bimbingan saat Jemaah Tiba di Makkah Jelang Puncak Haji
Minggu, 26 Mei 2024 -
MerahPutih.com - Pemberankatan calon jemaah haji telah memasuki gelombang ke-2. Kemenag meminta saat puncak haji, jemaah calon haji Indonesia dalam kondisi siap, baik secara fisik dan mental. Apalagi ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga sehat menjadi salah satu hal terpenting.
Jemaah calon haji Indonesia pun, diberi penguatan pemahaman soal ibadah haji, utamanya soal persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), setibanya di Makkah Al Mukkaramah.
"Jadi ketika jemaah datang untuk masuk Makkah, jemaah harus umrah wajib dulu. Dua hari setelah datang baru kami datangi untuk memberikan bimbingan, termasuk persiapan puncak haji," ujar Salah Satu Konsultan Ibadah Haji PPIH Daker Makkah, Afifuddin, di Makkah.
Penguatan haji ini merupakan Visitasi Edukasi (Visduk) yang dilakukan Seksi Bimbingan Ibadah untuk jamaah Indonesia. Tujuannya, agar mereka mengetahui apa yang mesti dilakukan dan dilarang selama di Makkah.
Baca juga:
Kemenag Tegaskan tak Ada lagi Delay Pemberangkatan Jemaah Calon Haji
Visitasi Edukasi ini digelar dengan mendatangi langsung hotel-hotel tempat jamaah Indonesia menginap. Setiap harinya, konsultan ibadah akan bergerak dari satu hotel ke hotel lain.
Adapun materi yang diberikan seputar tawaf, sa'i, hingga apa saja yang harus dilakukan jamaah selama masa tunggu haji di Makkah.
"Diberikan juga materi tentang apa yang mereka harus siapkan, apa yang mereka harus lakukan dalam masa tunggu sampai ke wukuf itu," katanya.
Ia berharap jemaah Indonesia bisa memahami apa saja yang harus dihindari selama masa tunggu di Makkah. Karena, menurut dia, jemaah haji akan membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti proses pelaksanaan puncak haji di Armuzna.
Baca juga:
Kemenag Tidak Ingin Ada Pesawat Rusak saat Pemberangkaan Jemaah Calon Haji Gelombang II
"Ketika jemaah itu tidak paham yang mana yang harusnya dihindari, maka bisa jadi nanti ketika masa tunggu itu mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka sakit atau lelah, membuat mereka akhirnya sulit mendapati kondisi di mana mereka akan terhalangi untuk sampai kepada tanggal 9 Dzulhijjah hari wukuf itu," katanya. (*)