Kemarau Panjang, Bupati Klaten Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan
Minggu, 23 Juni 2019 -
MerahPutih.com - Bupati Klaten, Jawa Tengah, Sri Mulyani menetapkan status siaga darurat kekeringan akibat musim kemarau panjang. Status siaga bencana kekeringan tersebut tertuang dalam SK Nomor 360/684 Tahun 2019 tentang Status Siaga Darurat Kekeringan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten Sri Yuwana Haris, mengungkapkan status siaga bencana kekeringan di Klaten berlangsung sejak 1 Mei-31 Oktober 2019.
Setelah ditetapkan status bencana kekeringan, sampai saat ini sudah ada tujuh desa di tiga kecamatan di Klaten yang mengajukan dropping air bersih.

"Kami mencatat di Kecamatan Kemalang ada tiga desa, yaitu Kendalsari, Sidorejo dan Tegalmulyo. Kecamatan Jatinom ada tiga desa, yaitu Bandungan, Temuireing, dan Socokangsi. Terakhir di Kecamatan Bayat ada satu desa, yaitu Ngerangan," ujar Yuwana pada MerahPutih.com, Minggu (23/6).
BACA JUGA: YLKI: Tarif PRJ Mahal Tapi Tidak Nyaman
Ia mengungkapkan total sampai hari ada 56 tangki air bersih yang sudah kita dropping ke tujuh desa dengan ukuran per tangkinya itu 5.000 liter. BPBD Klaten tahun ini mengganggarkan dana senilai Rp200 juta untuk dropping air bersih di desa rawan kekeringan.
"Ya kalau dihitung dana senilai Rp200 juta ini mampu menyediakan sebanyak 800 tangki air bersih. Kalau dananya kurang akan menggunakan dana tidak terduga senilai Rp 539,3 juta," kata dia.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan puncak musim kekeringan di Klaten diprediksi terjadi pada Agustus mendatang. Ia membandingkan pada tahun lalu ada sembilan kecamatan yang terdampak kekeringan. Sementara tahun ini baru ada tiga kecamatan.

"Musim kemarau tahun ini baru berjalan tiga bulan. Kami berharap jumlah kecamatan terdampak kekeringan tahun ini tidak bertambah banyak," kata dia
Berita ini merupakan laporan Ismail Soli, kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya. Baca juga artikel menarik lainnya dalam: 5 Kota Paling Berhantu di Dunia, Berani Datang?