YLKI: Tarif PRJ Mahal Tapi Tidak Nyaman

Jakarta Fair Kemayoran 2019 Hadirkan berbagai suguhan menarik di Akhir Pekan (Foto: istimewa)
MerahPutih.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI ) meminta manajemen Pekan Raya Jakarta (PRJ) jang hanya memungut tarif yang mahal, tetapi gagal menyamankan pengunjungnya dan pemerintah Provinsi DKI Jakarta seharusnya mengawasi pelaksanaan PRJ ini.
"Masih ada waktu seminggu lagi bagi managemen PRJ untuk memperbaiki layanan dan kinerjanya," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta Pusat, Minggu (23/6).

Salah satu paket acara HUT ke-492 Jakarta adalah pelaksanaan PRJ atau Jakarta Fair, yang dilaksanakan per 22 Mei-30 Juni 2019.
BACA JUGA: Berikut 270 Daerah yang Gelar Pilkada 2020
"Pada hari Sabtu, saya mengunjungi PRJ. Memasuki area PRJ sekitar jam 16.15, dengan kemacetan yang parah. Dan baru bisa parkir sekitar jam 17.15 WIB," kata dia.
Ada beberapa catatan terhadap pelaksanaan Jakarta Fair ini yang menjadi tidak adil bagi konsumen atau pengunjung, yakni:
Tarif parkirnya menerapkan harga tetap, yakni Rp30.000 per kendaraan sekali masuk. Tarif sebesar ini terlalu mahal. Ini sama saja menjadikan kenaikan tiket masuk secara terselubung.
Sedangkan tiket masuk tarifnya Rp40.000 perorang untuk pengguna mobil jadi total harus merogoh kocek Rp70.000 Kondisi area parkir sangat tidak nyaman, terbuka, dan berdebu. Selain itu, managemen PRJ seharusnya bisa menakar berapa kapasitas maksimal area PRJ dan area parkir.
"Bukan malah sebaliknya, pengunjung terus diterima masuk ke area PRJ sehingga sangat sulit mencari area parkir, dan di dalam area PRJ sangat penuh sesak," kata dia dilansir Antara.
Menurutnya hal itu, sangat tidak nyaman, sementara konsumen sudah membayar parkir yang sangat mahal dan tiket masuk yang mahal juga.
Kemudian terkait fasos fasus di area PRJ juga kurang memadai, khususnya keberadaan dari jumlah toilet dan mushola. Minim penandaan yang memberi pengunjung arah ke lokasi toilet dan mushola.
"Jadi pengunjung harus mencari-cari petugas untuk bertanya, dimana keberadaan toilet dan mushola. Selain itu terjadi antrian yang panjang di toilet perempuan. Disaat pengunjung membludak seperti itu, seharusnya disiapkan portable toilet," katanya.
Selain itu, di area PRJ banyak orang merokok dan SPG yang menjajakan dan mempromosikan produk rokok, dari beberapa merek. Rokok ditawarkan dengan promosi potongan harga Rp 20.000 mendapatkan dua bungkus rokok, plus wadah asesorisnya.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Sambut Baik Selesainya Ratifikasi Perjanjian Batas ZEE Indonesia-Filipina
Dengan demikian, PRJ yang mengklaim berskala internasional, kalah dengan area pasar tradisional di Bangkok, Pasar Tjacucak, yang terbebas asap rokok.
"Tidak ada orang merokok di pasar tersebut, apalagi ada SPG yang jualan rokok. Padahal area PRJ sebagai tempat umum adalah area KTR (Kawasan Tanpa Rokok)," (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Jakarta Fair 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Capai Rp 7,3 Triliun

Desain Kota Masa Depan Jakarta Bisa Dilihat di Wahana Immersive Room PRJ 2025

Petugas TNI-Polri Berpakaian Preman Disiagakan Jaga Keamanan Jakarta Fair 2025

Libur Panjang Akhir Pekan Pengunjung Jakarta Fair 2025 Membludak

Serunya Melihat Visualisasi Masa Depan Jakarta dalam Wahana Immersive Room Jakarta Fair 2025

Potensi Sampah PRJ: Buka Lapangan Pekerjaan Hingga Pupuk Daur Ulang

Jumat Besok PRJ Buka Lebih Awal Jam 10 Pagi, Ini Daftar Artis yang Tampil

Jalan-Jalan Lihat Masa Depan Jakarta Di 'Immersive Jakarta Bercerita' Jakarta Fair 2025

Pengunjung Manfaatkan Tiket Gratis Masuk Jakarta Fair 2025 bagi Lansia dan Anak-anak

Harga Resmi Tarif Parkir Seharian di PRJ: Motor Rp 15 Ribu, Mobil Rp 35 Ribu
