Kecerdasan Buatan, Solusi untuk Tangani Endometriosis

Jumat, 15 Desember 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

PEREMPUAN masih abai terhadap penyakit Endometriosis. Penyakit sistem reproduksi ini memiliki gejala nan selama ini disepelekan, yakni nyeri panggul. Kondisi tersebut sebenarnya tidak normal, dan bisa memperparah endometriosis karena menimbulkan masalah lain seperti nyeri haid infertilitas, dan pemilihan target terapi.

Namun, kehadiran teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dapat menangani penyakit ini dengan optimal. AI dapat memperbaiki kualitas hidup perempuan dengan lebih tepat dan cepat, serta menjadi panduan baru untuk manajemen di masa depan.

Baca Juga:

Mengatasi Urologi Lebih Baik dengan Kemajuan Teknologi

Prof. Dr. dr. R Muharam, SpOG, Subsp. F.E.R, MPH, Spesialis Obstetri dan Ginekologi dalam
Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kedokteran FKUI baru-baru ini mengatakan endometriosis merupakan salah satu penyebab morbiditas ibu dalam bidang imunoendokrinologi reproduksi.

"Prevalensi endometriosis 6-10 persen pada perempuan usia reproduktif dengan angka kekambuhan endometriosis yang tinggi (23.2-56.4 persen)," ujar Muharam, dalam siaran pers yang diterima merahputih.com pekan ini.

Muharam menggunakan AI untuk mengatasi endometriosis. (Foto: Eugenia Communications)

“Nyeri haid, infertilitas dan kista merupakan gejala tersering yang dikeluhkan, selain itu dapat
juga gangguan buang air besar dan berkemih yang bersifat siklik, nyeri saat berhubungan
seksual, gangguan siklus menstruasi,” jelasnya.

Ia mengatakan diagnosis endometriosis sering mengalami keterlambatan 7–11 tahun, hal ini
disebabkan antara lain nyeri haid yang dianggap hal yang normal di masyarakat. Saat ini banyak penderita endometriosis yang datang ke pusat rujukan fertilitas tertier seperti di Klinik Yasmin RS dr Cipto Mangunkusumo dalam keadaan parah, dengan cadangan sel telur yang sudah sangat sedikit.

Baca Juga:

NAEOTOM Alpha Pertegas Diagnosis Penyakit Tulang

"Hal ini menyebabkan angka kehamilan pada endometriosis menjadi kurang baik. Endometriosis dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan mental, penurunan produktifitas kerja, kehidupan sosial, serta pembiayaan pengobatan yang mahal.”

Nyeri panggul menjadi gejala endometriosis nan disepelekan. (Foto: Unsplash/Sasun Bughdaryan)

Ia juga mengatakan terapi pilihan pertama adalah terapi medisinal dan pilihan kedua adalah
pembedahan, dengan fokus tatalaksana terapi saat ini dan masa depan adalah preservasi fertilitas. Pada terapi medisinal digunakan pil kontrasepsi, progestin yang mempunyai ketahanan terhadap resistensi progesteron, GnRH agonis dan antagonis.

Pilihan pembedahan dapat dilakukan pembedahan konservatif sampai radikal, hal ini dilakukan apabila sudah mengganggu organ vital seperti ureter, usus dan kandung kemih. Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) diperlukan untuk menatalaksanakan fertilitas dengan
endometriosis.

"Pada endometriosis derajat ringan dapat dilakukan inseminasi dengan stimulasi ovarium, sedangkan pada endometriosis derajat sedang dan berat, apalagi disertai dengan gangguan tuba, adanya faktor pria, dan terdapat kegagalan pengobatan sebelum, dapat dilakukan Fertilisasi In Vitro," tutupnya. (ikh)

Baca Juga:

Naeotom Alpha Hadirkan Inovasi Baru Teknologi CT Scan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan