Jepang Berencana Membuat Satelit Dari Kayu untuk Kurangi Sampah Antariksa

Rabu, 30 Desember 2020 - P Suryo R

SEBUAH perusahaan Jepang dan Universitas Kyoto bekerja sama untuk mengembangkan apa yang mereka harapkan akan menjadi satelit pertama di dunia yang terbuat dari kayu pada tahun 2023.

Sumitomo Forestry mengatakan, telah memulai penelitian tentang pertumbuhan pohon dan penggunaan material kayu di luar angkasa. Kemitraan ini akan mulai bereksperimen dengan berbagai jenis kayu di lingkungan ekstrem di Bumi.

Baca Juga:

Satelit Kuno NASA Masuk Masa Pensiun dan Kembali ke Bumi

satelit
Jepang sudah melakukan penelitian pada bahan kayunya. (Foto: 123RF/berni0004)

Pengembangan tersebut dilakukan mengingat sampah antariksa yang terus meningkat dan menjadi masalah menyusul belakangan lebih banyak satelit yang diluncurkan ke luar angkasa.

Satelit yang menjadi sampah antariksa itu dibuat dari bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan akan melepaskan zat berbahaya ke atmosfer atau menghujani puing-puing di tanah saat jatuh kembali ke Bumi. Tidak demikian hanya dengan satelit yang terbuat dari kayu yang dapat dengan mudah terbakar tanpa menimbulkan puing atau zat berbahaya.

"Kami sangat prihatin dengan fakta bahwa semua satelit yang masuk kembali ke atmosfer bumi terbakar dan menciptakan partikel alumina kecil yang akan mengapung di atmosfer atas selama bertahun-tahun," kata Takao Doi, seorang profesor di Universitas Kyoto dan astronot Jepang seperti diberitakan BBC (29/12).

Baca Juga:

Kembali ke Bumi, Pesawat Antariksa Tiongkok Bawa 2 Kilogram Batu Bulan

satelit
Satelit yang menjadi sampah antariksa itu dibuat dari bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. (Foto: 123RF/cookelma)

Menurutnya, akumulasi peluncuran satelit tersebut, "Pada akhirnya itu akan mempengaruhi lingkungan Bumi."

Setelah menemukan jenis kayu yang tepat, tahap selanjutnya adalah pengembangan model rekayasa satelit. "Selanjutnya kami akan membuat model penerbangan," tambah Profesor Doi.

Sebagai astronot ia mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional pada Maret 2008. Selama misi ini, dia menjadi orang pertama yang melempar bumerang ke luar angkasa yang telah dirancang khusus untuk digunakan dalam gayaberat mikro.

Baca Juga:

Wisata Antariksa Seharga Rp1,7 miliar, Berani Coba?

satelit
Mengembangkan material kayu yang sangat tahan terhadap perubahan suhu. (Foto: 123RF/elen1)

Sumitomo Forestry, bagian dari Sumitomo Group, yang didirikan lebih dari 400 tahun lalu, mengatakan akan mengembangkan material kayu yang sangat tahan terhadap perubahan suhu dan sinar matahari. Kayu yang digunakan adalah "rahasia R&D", kata juru bicara perusahaan kepada BBC.

Para ahli telah memperingatkan tentang meningkatnya ancaman jatuhnya sampah luar angkasa ke Bumi, karena lebih banyak pesawat ruang angkasa dan satelit yang diluncurkan.

Satelit semakin banyak digunakan untuk komunikasi, televisi, navigasi, dan prakiraan cuaca. Pakar dan peneliti luar angkasa telah menyelidiki berbagai opsi untuk menghilangkan dan mengurangi sampah antariksa ini.

Baca Juga:

Kepala Badan Antariksa Rusia: Venus Adalah Planet Rusia

satelit
Ada hampir 6.000 satelit yang mengelilingi Bumi. (Foto: 123RF/Johan Swanepoel)

Ada hampir 6.000 satelit yang mengelilingi Bumi, menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF). Sekitar 60% dari mereka sudah tidak berfungsi dan menjadi sampah antariksa. Perusahaan riset Euroconsult memperkirakan 990 satelit akan diluncurkan setiap tahun pada dekade ini, yang berarti pada 2028, mungkin ada 15.000 satelit di orbit.

SpaceX Elon Musk telah meluncurkan lebih dari 900 satelit Starlink dan berencana untuk menyebarkan ribuan lainnya. Sampah luar angkasa bergerak dengan kecepatan luar biasa lebih dari 35.888 kpj, sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada benda apa pun yang ditabraknya.

Pada tahun 2006, sepotong kecil sampah luar angkasa bertabrakan dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional, mengeluarkan serpihan dari jendela. (Aru)

Baca Juga:

SpaceX Habiskan Uang Triliunan Tiap Bulan Demi 120 Satelit

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan