Jawara Banten Tak Sembarangan Pilih Golok, Ini Teknik Memilihnya
Minggu, 27 Maret 2016 -
MerahPutih Budaya - Golok, adalah alat yang secara kulutaral terbagi menjadi dua fungsi dalam tatanan masyarakat Banten di masa lalu. Pertama berfungsi sebagai alat bantu kerja sehari-hari seperti berkebun dan bertani. Kedua berfungsi sebagai pelindung.
Dari penelusuran merahputih.com di tempat penempaan Golok Ciomas, Kamis (24/3/2016) yang berlokasi di Kampung Sibopong Desa Citaman Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang - Banten, ada keterangan menarik yang ternyata menjadi salah satu syarat penting dalam memilih golok, baik untuk penggunaan sehari-hari, maupun sebagai pelindung.
Ibu jari, adalah perwakilan dari sifat ibu yang melindungi dan menyayangi kita. Ibu jari inilah yang dijadikan alat ukur apakah suatu golok cocok untuk kita sesuai dengan keperluan. Adapun tekniknya adalah, meletakan ibu jari pada sisi tumpul golok (sisi terpanjang) dimulai dari ujung gagang golok, susul menyusul dengan kedua ibu jari kanan dan kiri, sampai ujung. Hitungannya ada empat, yaitu; Ibu, Bapak, Anak, Tere.
Apabila ujung golok berakhir dengan hitungan; Ibu, maka golok itu sempurna untuk kita miliki dan menjadi pegangan setiap hari. Apabila berakhir dengan hitungan; Bapak, boleh saja golok itu kita miliki, karena golok akan bersifat seperti seorang bapak terhadap pemiliknya, tetapi yang patut dicatat, golok dengan hitungan Bapak akan memberikan hawa panas bagi pemiliknya, mudah marah dan keras, karenanya bila memilih golok "Bapak" sebaiknya disimpan baik-baik di rumah dan hanya membawanya pada saat membutuhkan pembelaan "Bapak". Sedangkan golok yang panjangnya jatuh pada hitungan Anak dan Tere, akan membawa celaka bagi pemiliknya.
"Jadi mun meuli golok, ulah sambarangan, itung heula," (jadi kalau membeli golok jangan sembarangan, itung dulu) ujar Sidik Santani (70 th) sang perajin Golok Ciomas.
Hitungan inilah yang menjadi salah satu rumusan pembuat Golok Ciomas apabila kita hendak memesan golok darinya, terutama apabila yang kita pesan adalah Golok Sulangkar, yang merupakan golok pamungkas perajin Golok Ciomas.
Mengabaikan hitungan ini berbahaya bagi pemilik golok, karenanya banyak cerita dimana seorang jawara goloknya berhasil dirampas lawan, bahkan melukai pemiliknya sendiri. Ada juga cerita dimana golok tertinggal di rumah pada saat sang pemilik justru membutuhkan "Pembelaan," dan "Perlindungan," dari goloknya. (Ctr)
BACA JUGA: