Istilah Supermoon Datang dari Dunia Astrologi

Senin, 14 November 2016 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Peristiwa - Fenomena Supermoon selalu dihubungkan dengan bencana. Beberapa orang percaya, Supermoonn mendatangkan bencana seperti tsunami, gempa bumi, banjir, longsor dan segala macam hal yag dianggap malapetaka lainnya. Kepercayaan itu tampaknya tidak terlalu mengejutkan, ketika kita mengetahui bahwa istilah Supermoon sendiri berasal dunia astrologi.

Astrologi juga untuk mengetahui tentang fenomena alam, namun jalannya fisik alam semesta itu selalu dikorelasikan dengan nasib manusia atau urusan "duniawi". Hal tersebut yang menjauhkan astrologi dari dunia astronomi. Banyak ilmuwan bahkan mengangap bahwa astologi tidak mengikuti metode ilmiah, itu tentu berbeda dengan astronomi.

Astronom Avivah Yamani yang juga pendiri dan penelola Langit Selatan berpendapat, Supermoon atau Bulan Super hanya bulan purnama biasa seperti bulan purnama setiap bulan. Tidak ada yang istimewa. Bagi pengamat, tidak akan tampak perubahan berarti.

Ia mengatakan, ide Bulan Super atau Supermoon bukan dimulai dari dunia saintifik. Istilah Supermoon justru datang dari dunia astrologi yang mencocokkan kejadian alam dengan nasib manusia. Istilah ini pertama kali diperkenalkan Richard Nolle pada 1979 dalam majalah Horoscope.

Fenomena alam Supermoon memang kerap dihubungkan dengan pratanda datangnya bencana besar, namun hal itu hanya isapan jempol belaka. Semoga malam ini langit cerah dan tidak hujan sehingga semua bisa melihat langsung Supermoon istimewa sejak Indonesia merdeka.

Hari ini, Senin (14/11) malam, warga Indonesia akan menikmati fenomena alam istimewa. Supermoon akan tampak di langit untuk pertama kalinya sejak Indonesia merdeka, tahun 1948.

BACA JUGA:

  1. Sejak 1948, Fenomena Langka Supermoon Malam Ini yang Paling Besar dan Terang
  2. Wow, Malam ini Supermoon Istimewa Muncul di Langit Indonesia
  3. LAPAN Kampanyekan Malam Langit Gelap 6 Agustus
  4. Matikan Lampu Tanggal 6 Agustus Malam dan Lihat Apa yang Terjadi di Langit
  5. Gerhana Total, Komunitas Penjelajah Langit Kumpul di Tugu Yogyakarta

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan