Intervensi BI dan Pernyataan Sri Mulyani Pengaruhi Penguatan Rupiah

Rabu, 12 Desember 2018 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (12/12) pagi bergerak menguat 48 poin ke posisi Rp14.576 dibandingkan sebelumnya Rp14.624 per dolar AS seiring intervensi Bank Indonesia (BI).

Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan BI melakukan intervensi di pasar valas, sehingga membuat rupiah kembali bergerak di area positif setelah dalam beberapa hari terakhir ini mengalami tekanan.

"Intervensi BI itu mulai dari pasar spot dan pembelian surat berharga negara (SBN) hingga lelang 'domestic nondeliverable forward' (DNDF)," paparnya, Rabu (12/12).

Ia menambahkan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan fokus pada enam hal dalam APBN 2019 juga menambah kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi nasional.

Kurs rupiah terhadap Dolar AS
Seorang pegawai money changer menunjukkan uang dolar AS (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)

Keenam hal itu, sebagaimana dilansir Antara, yakni peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), penguatan infrastruktur, dan peningkatan efektivitas perlindungan sosial.

Selain itu, pelaksanaan agenda demokrasi, penguatan birokrasi yang efisien dan efektif, serta penanggulangan dan mitigasi bencana mulai direspon baik pelaku pasar. "Diharapkan apresiasi rupiah berdampak secara jangka panjang," katanya.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan bahwa sentimen dari dalam negeri relatif cukup kondusif, namun situasi eksternal yang terbilang masih negatif dapat menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.

"Mata uang negara berkembang masih cukup rentan terkena imbas dari ketidakpastian perang dagang," ujarnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan