Fun

3I/ATLAS: Komet dari Galaksi Lain yang Baru Saja Mendekati Bumi

Minggu, 21 Desember 2025 - ImanK

MerahPutih.com - Dunia astronomi tengah menaruh perhatian besar pada komet antarbintang 3I/ATLAS, objek langka yang baru saja melewati fase terdekatnya dengan Bumi.

Komet ini bukan sekadar pengunjung biasa. Ia datang dari luar tata surya dan membawa “alam” dari wilayah Galaksi Bima Sakti yang usianya jauh lebih tua dibanding sistem Matahari.

Menurut data observasi, 3I/ATLAS mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi sekitar 270 juta kilometer, sebuah jarak yang aman tetapi cukup dekat untuk memungkinkan pengamatan mendalam menggunakan teleskop darat dan misi antariksa.

Baca juga:

Komet C/2020 Melintas Bumi Mengejutkan Dunia Astronomi

Apa Itu Komet Antarbintang 3I/ATLAS?

3I/ATLAS merupakan objek antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi melintasi tata surya. Sebelumnya, ilmuwan hanya mengenal dua tamu serupa: ‘Oumuamua (2017) dan 2I/Borisov (2019).

Penemuan ini menegaskan bahwa ruang antarbintang tidak “kosong”, melainkan dipenuhi sisa material pembentuk bintang dan planet.

Komet ini pertama kali terdeteksi pada 1 Juli 2025 oleh sistem pemantau milik NASA, yakni ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System).

Dari lintasan orbitnya, para peneliti langsung menyimpulkan bahwa 3I/ATLAS tidak terikat gravitasi Matahari dan berasal dari luar tata surya.

Analisis dinamika orbit menunjukkan bahwa 3I/ATLAS kemungkinan berasal dari “thick disk” Galaksi Bima Sakti, wilayah bintang yang terbentuk lebih awal dibanding disk tipis tempat Matahari berada.

Artinya, komet ini diperkirakan memiliki usia hingga 7 miliar tahun, jauh melampaui umur tata surya yang sekitar 4,6 miliar tahun.

Baca juga:

Spektakuler! Beberapa Komet Paling Terang Disaksikan Dengan Mata Telanjang

Para astronom menilai, jika estimasi ini benar, 3I/ATLAS bisa menjadi komet tertua yang pernah diamati manusia. Hal ini membuka peluang besar untuk mempelajari bahan mentah pembentuk planet di era awal galaksi.

interstellar comet 3i atlas nasa

Perilaku Tak Terduga: Terang Lebih Cepat dari Perkiraan

Saat mendekati Matahari dan mencapai perihelion pada 29 Oktober, 3I/ATLAS menunjukkan perilaku yang mengejutkan. kecerahannya meningkat jauh lebih cepat dibanding komet awan Oort pada jarak serupa.

Secara umum, komet akan semakin terang ketika es di intinya menyublim akibat panas Matahari, membentuk koma dan ekor.

Namun, lonjakan kecerlangan 3I/ATLAS tercatat melampaui prediksi model standar. Hingga kini, ilmuwan belum menemukan penjelasan pasti, apakah disebabkan oleh komposisi es yang tidak biasa atau struktur internal yang berbeda dari komet lokal.

Diamati dari Berbagai Misi Antariksa

Keunikan 3I/ATLAS membuatnya menjadi target banyak observasi lintas misi. Salah satu yang mencuri perhatian adalah pengamatan oleh Europa Clipper, wahana antariksa NASA yang sejatinya dirancang untuk meneliti bulan Europa milik Jupiter.

Instrumen Europa Ultraviolet Spectrograph (Europa-UVS) berhasil merekam data selama beberapa jam, membantu ilmuwan mempelajari komposisi gas dan debu di sekitar inti komet. Teknik ini memungkinkan unsur-unsur kimia diidentifikasi melalui cahaya ultraviolet.

Baca juga:

Philea Kirim Data Penting Komet Setelah Alami Pendaratan Keras

Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, komet antarbintang terdeteksi memancarkan sinar-X. Observasi ini dilakukan oleh misi XRISM milik Jepang dan observatorium sinar-X Eropa XMM-Newton.

Deteksi ini mengindikasikan interaksi antara gas komet seperti uap air dan karbon dioksida dengan angin Matahari.

Komet antarbintang seperti 3I/ATLAS berfungsi layaknya kapsul waktu kosmik. Ia membawa material dari sistem bintang lain, memungkinkan ilmuwan membandingkan komposisi pembentuk planet di luar tata surya dengan yang ada di sekitar Matahari.

Data dari observasi optik, inframerah, radio, hingga sinar-X akan terus dianalisis dalam beberapa tahun ke depan, meski komet ini segera meninggalkan tata surya dan melanjutkan perjalanannya melintasi galaksi.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan