Ini Jurus Jokowi Hadapi Perlambatan Ekonomi
Kamis, 13 Agustus 2015 -
MerahPutih, Bisnis-Pemerintah menjalankan sejumlah langkah untuk mencegah perlambatan ekonomi sehingga dapat menjaga perfoma perekonomian nasional. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendorong perputaran ekonomi adalah dengan mendorong penyerapan anggaran pemerintah.
Ketenangan dalam menghadapi situasi ini harus terus jaga. Pemerintah harus senantiasa waspada dan hati-hati.
"Saya dorong adalah serapan anggarannya cepat keluar. Uang APBN secepatnya harus keluar untuk belanja modal, belanja barang harus segera keluar karena mempengruhi ekonomi di masyarakat, konsumsi di masyarakat. Baik serapan anggaran APBN, di APBD yang sekarang posisi masih kecil," kata Presiden Joko Widodo dalam sebuah kesempatan wawancara khusus di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (12/8) seperti dikutip Antara.
Presiden menyatakan penyerapan anggaran akan digenjot. Belanja modal baru terserap 12 persen artinya dalam waktu lima bulan ini harus membelanjakan 88 persen. Disebutkan dana APBD yang disimpan di Bank Pembangunan Daerah kurang lebih ada Rp273 triliun. Presiden akan mendorong bupati, walikota dan gubernur untuk segera menggunakan dana APBD yang ada agar terjadi pergerakan ekonomi.
Selain mengandalkan dana APBD dan APBN, ada dana sebesar Rp130 triliun di BUMN. Pemerintah akan membelanjakannya di sektor yang tepat sehingga berkontribusi pada penggerakan roda ekonomi nasional. Kemudian, kata Jokowi, memanfaatkan dana potensial dari belanja swasta dan investasi swasta. Kuncinya, pemerintah harus bisa memberikan kepercayaan bahwa kondisi ekonomi ke depan labih baik.
Presiden menambahkan, masuknya investasi asing akan mendorong percepatan pertumbuhan. Oleh karena itu, pemerintah akan membenahi kantor nasional pelayanan satu pintu, one stop service, dengan mengeluarkan regulasi untuk menyederhanakan perizinan agar menarik investor.
Jika semua itu berjalan lancar, kurs rupiah bisa turun sementara indeks harga saham akan naik. Namun, Kepala Negara menekankan, situasi global seperti pengaruh The Fed menaikkan suku bunga, lalu Bank Sentral China mendevaluasi yuan akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. (Luh)
Baca Juga:
Pengamat UI: Reshuffle Kabinet Tak Berdampak , Rupiah Tetap Loyo
Pengamat UI: Darmin Nasution Figur Menteri Berpengalaman
Wapres: Pelemahan Rupiah Karena Pengaruh Devaluasi Yuan
BI Nilai Pelemahan Rupiah Sudah Overshoot
Presiden Jokowi Rombak Kabinet, Rupiah dan IHSG Tetap Terpuruk