'Inheritance Soul', Panggung Ekspresi Desainer Muda Sparks Fashion Academy di IFW 2025
Kamis, 05 Juni 2025 -
MERAHPUTIH.COM - GELARAN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 bukan hanya ajang bagi para desainer senior dengan reputasi besar di industri mode nasional dan internasional. Selama lima hari penyelenggaraan di Plenary Hall JCC, Senayan, panggung utama IFW juga menjadi ruang ekspresi bagi para desainer muda untuk memamerkan karya-karya mereka.
Dalam salah satu segmen bertajuk Urban Art, sejumlah perancang muda dari Sparks Fashion Academy (SFA) tampil dengan tema Inheritance Soul yang mencuri perhatian publik mode. Tema Inheritance Soul dipilih sebagai tanggapan kreatif para desainer muda terhadap tema utama IFW 2025, yaitu Ronakultura Jakarta.
"Tema ini menempatkan Jakarta sebagai titik temu berbagai latar budaya, tempat warisan dan transformasi budaya terjadi secara simultan. Konsep tersebut mendorong eksplorasi visual mengenai bagaimana nilai-nilai budaya yang diwariskan turut membentuk identitas masa kini," ucap pendiri dan CEO SFA Floery D Mustika.
Floery menambahkan keikutsertaan para desainer muda ini menjadi bagian dari perayaan 12 tahun Sparks Fashion Academy, sekaligus mencerminkan komitmen lembaga dalam membina pelaku mode muda yang berpikiran wirausaha dan mampu mengembangkan karakter desain masing-masing.
Baca juga:
Pendopo Bawa Warisan Budaya Banten Berpadu Ritme Urban Jakarta di Indonesia Fashion Week 2025
Lewat konsep Future of Tradition, Earthy Dyed, dan Roots and Rituals, para desainer menampilkan koleksi dengan pendekatan kontemporer. Rancangan mereka menggabungkan unsur modern dan tradisional, terutama melalui siluet struktural yang diinspirasi busana adat serta penggunaan kain etnik dari berbagai daerah. Warna-warna tanah seperti cokelat, merah bata, dan hitam, dipadu sentuhan emas, menjadi palet utama koleksi.
Beberapa karya yang ditampilkan di antaranya:
- Anindhita Isa x Sophia Andaru dengan koleksi bertema Jejak Gajah Dalam Wastra, menampilkan gaun modern dengan kain tenun yang terinspirasi dari gajah Lampung, menciptakan tampilan formal dan feminin.
- Queense Tumb mempersembahkan koleksi The Sulawesi, memadukan kain etnik Sulawesi dengan motif cetak serta aksesori tradisional untuk menciptakan kesan kontemporer.
- Esther Nanda dalam koleksi The Essence of Kombu, mengusung busana siap pakai dengan nuansa klasik dari kain Kombu yang diperbarui dalam gaya modern.
- Santi Leda dengan Simfoni Tenun Gadis Ende, mengeksplorasi struktur dan layering dari tenun Kupang yang dikemas dalam warna-warna cerah penuh harmoni.
- Noviani Lestari menutup pertunjukan dengan koleksi Wadon Gagah, menggabungkan elemen budaya Jawa dan Bali dalam busana struktural yang merepresentasikan perempuan yang kuat, tapi anggun.(far)
Baca juga:
Megakultura Jakarta: Selebrasi Keberagaman Budaya di Indonesia Fashion Week 2025